2017, Banjarmasin Berhasil Cegah 57 Juta Kantong Plastik Beredar

0

SEJAK 1 Juni 2016 lalu, program diet kantong plastik bagi ritel dan pasar modern berlaku di Banjarmasin. Hal ini mengacu pada Peraturan Walikota Nomor 18 Tahun 2016.Walhasil, selama 2017 lalu, Kota Seribu Sungai telah berhasil mencegah 57 juta kantong plastik beredar.

WALIKOTA Banjarmasin, Ibnu Sina mengatakan, di Indonesia, Perwali tentang larangan pengggunaan kantong plastik itu hanya ada di Banjarmasin.  “Tahun 2017 lalu kita berhasil mencegah masuknya 57 juta lembar kantong plastik. Dan hal itu sama dengan mengurangi sekitar 30 persen sampah di kota ini,” kata Ibnu Sina saat memberikan materi dalam kegiatan Pelatihan Kepemimpinan Pejabat lingkup Universitas Muhammadyah Banjarmasin, belum lama tadi.

Oleh karena itu, mantan anggota DPRD Kalsel ini mengatakan, pihak Kementerian Lingkungan Hidup RI terus memberikan dukungan kepada Pemkot Banjarmasin agar agar meneruskan program pengurangan kantong plastik ini.

Tidak hanya masalah kantong plastik, Ibnu pun memaparkan tentang geografis Banjarmasin berikut penataan kota termasuk program smart city, yang baru saja di launching Pemkot Banjarmasin. Dijelaskannya, program smart city bertujuan memberi kemudahan dalam hal pelayanan bagi masyarakat di Kota Seribu Sungai.

“Ada beragam aplikasi yang dapat memudahkan masyarakat dalam menerima pelayanan publik, Pemkot Banjarmasin juga telah menyedia tower jaringan untuk penggunaan aplikasi tersebut,” sebut Ibnu Sina.

Ia juga mengatakan Banjarmasin menjadi satu dari tiga kota di Indonesia yang masuk dalam pilot project pengaduan terkait E-Lapor.  Hal ini, lanjutnya, karena Banjarmasin dianggap sebagai salah satu kota dengan tingkat respon jauh di bawah standar. “Kalau standar komplen 3-5 hari, sementara penanganan komplen di kita hanya satu setengah hari saja, dan itu sudah di disposisi ke dinas-dinas,” jelasnya.

Untuk penyelesaian pengaduan, sebut Ibnu standarnya 10 sampai 30 hari. Dan Kota Banjarmasin dalam menyelesaikan proses sebuah pengaduan hanya dalam waktu dua setengah hari saja. “Makanya kota bermoto Kayuh Baimbai ini bisa  masuk dalam peringkat tiga tingkat nasional,” ucap mantan Ketua DPW PKS Kalsel ini.

Ibnu menambahkan, tantangan saat ini yakni masih ada ASN yang belum melek teknologi online. Untuk itu, ia menginginkan, ke depan semua ASN dilingkup Pemkot Banjarmasin melek teknologi online dan mengerti tentang maksud dan tujuan program smart city. “Minimal paham tentang apa itu smart city,” imbuhnya.(jejakrekam)

Penulis Arpawi
Editor Fahriza

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.