Harga Si Melon Melambung, Akibat Aksi Ambil Untung

0

HARGA eceran LPG ukuran 3 kilogram terus merangkak naik. Di tingkat pengecer di Kabupaten Tabalong sudah menembus harga Rp 25 ribu hingga Rp 28 ribu per tabung warna melon itu.

MELAMBUNGNYA harga tabung melon ini diindikasikan adanya mata rantai usaha baru yang turut ambil bagian dalam pendistribusiannya. Sepatutnya, mata rantai terakhir dalam pendistribusian bahan bakar gas berat 3 kilogram dari pangkalan ke konsumen.

Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tabalong, Muhammad Helman, mengakui adanya ketidakstabilan harga gas LPG 3 kilogram terjadi di tingkat eceran. “Kalau harga LPG di pangkalan tetap mengacu pada harga keputusan Gubernur Kalsel yaitu Rp 17.500,” ujar Helman kepada jejakrekam.com di Tanjung, Sabtu (21/10/2017).

Namun, menurut dia, adanya mata rantai baru ini menyebabkan harga LPG bersubsidi itu menjadi lebih mahal dari harga seharusnya. Yang dimaksud mata rantai usaha baru adalah  ketika masyarakat yang membeli gas LPG 3kg di pangkalan dengan jumlah banyak, kemudian menjualnya kembali ke pengecer dengan harga tinggi. “Kemudian, pengecer menjual dengan harga tinggi kepada masyarakat,” ucap Helman.

Ia mengaku pihaknya tidak bisa melarang atau pun menindak masyarakat yang ingin mencari nafkah melalui pendistribusian bahan bakar pengganti minyak tanah itu. “Disperindag Tabalong hanya sebatas memantau kestabilan stok, harga dan kelancaran distribusi,” ujar Helman.

Kondisi  di Tabalong itu dikatakan Helman, telah dilaporkan ke Kementerian ESDM di Jakarta untuk menindaklanjuti hal itu. “Kami berharap instansi terkait dapat segera menindaklanjuti dan melakukan tindakan terhadap oknum-oknum yang memanfaatkan kondisi seperti,  sehingga masyarakat kecil tidak dirugikan,” imbuhnya.(jejakrekam)

Penulis : Herry Yusminda

Editor   : Fahriza

Foto     : Radar Banjarmasin

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.