Ketika Banjarmasin Menjual Destinasi Wisata Sungai

0

PROMOSI wisata kini gencar-gencarnya dilakoni Pemkot Banjarmasin. Berbagai regulasi serta terobosan terus ditempuh Balai Kota Banjarmasin. Bertajuk pengelolaan dan pengembangan wisata berbasis sungai menjadi pilihan bagi ibukota Provinsi Kalimantan Selatan ini dalam melirik potensi ekonomis untuk mendatangkan para pelancong datang ke Banjarmasin.

BERPOROS di Pasar Terapung Siring Tendean, destinasi wisata lewat program susur sungai ditawarkan kepada para wisatawan lokal maupun mancanegara. Ada tiga zona yang telah ditetapkan menjadi kawasan atau titik destinasi wisata di Banjarmasin dengan starting point di Siring Piere Tendean, tepian Sungai Martapura.

Tiga zona kawasan dan titik destinasi wisata sungai itu adalah zona utara, barat dan selatan. Untuk zona utara ditawarkan wisata beragam seperti Masjid Raya Sabilal Muhtadin, Rumah Anno 1925, Menara Pandang, Taman Siring Banjarmasin 0 Kilometer, Kampung Sasirangan, rumah lanting, Masjid Jami Sungai Jingah, Makam Surgi Mufti, Kampung Banjar Sungai Jingah, Taman Satwa Jahri Saleh, Tugu 9 November 1945, Makam Anggah Amin, Museum Wasaka, Soto Banjar Bawah Jembatan dan Bang Amat, keramba ikan Benua Anyar, hutan mangrove Sungai Awang/Sungai Andai, kebun rambutan Sungai Lulut, dan batas wilayah sungai di Sungai Lulut.

Sedangkan, zona barat mencakup Kampung Arab (Jalan Antasan Kecil Barat) dan Kampung Tradisional Banjar, Makam dan Masjid Sultan Suriansyah di Kuin Utara, Kampung Tajau Tradisional, Pasar Terapung Kuin, dan pembuatan kapal tugboat dan tongkang.

Berlanjut ke zona selatan dengan 12 titik destinasi wisata yakni Klenteng Soetji Nurani, Taman Maskot Bekantan, Kampung Ketupat Sungai Baru, Pelelangan Ikan di Jalan RK Ilir, Kampung Baras Muara Kelayan, Kampung Sungai Kelayan, Masjid Jami Haur Kuning, Makam Habib Basirih, Kampung Air Tanjung Pandan/Pulau Bromo, Pelelangan dan Pasar Ikan Banjar Raya, Pelabuhan Trisakti dan Kuin Kecil dengan panomara hutan mangrove alami.

Adanya destinasi wisata sungai ini dinilai H Kurhani Murhan memang cukup mendongkrak sektor pariwisata di Banjarmasin. Hanya saja, menurut Kurhani, jika dibandingkan era 1980-an atau sebelumnya, apa yang dijual kepada para pelancong jauh lebih menarik, jika dibandingkan sekarang.

“Dulu, Banjarmasin itu pernah memiliki tempat hiburan rakyat (THR) layaknya kota besar seperti Surabaya. Letak THR itu dulu berada di kawasan Pelambuan. Di sana, ada tempat rekreasi warga kota,” ucap Kurhani Murhan kepada  jejakrekam.com, Senin (16/10/2017).

Dia masih ingat di THR Pelambuan itu adanya wahana permainan air seperti bebek dayung, permainan ketangkasan dan tong edan dan sebagainya. “Bahkan, setiap minggu sering didatangkan artis dari ibukota seperti Titiek Puspa, Hetty Koes Endang, dan lainnya,” kata advokat senior ini.

Sayangnya, menurut Kurhani, keberadaan THR di kawasan Pelambuan ternoda ketika diizinkan berdiri gudang-gudang karet seperti milik PT Insan Bonafide, sehingga lamat-lamat tempat hiburan murah meriah itu tenggelam.“Kini, Anda bisa lihat betapa semrawutnya.Padahal, kawasan Pelambuan dan sekitar Pelabuhan Trisakti bisa didesain ulang lagi jadi kawasan hiburan, bukan industri seperti sekarang,” kata pensiunan jaksa ini.(jejakrekam)

Penulis : Ahmad Husaini

Editor  : Didi G Sanusi

Foto    : Iman Satria

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.