Ternyata, Ada Potensi Pasir Emas di Sungai Loksado

0

METODE deteksi keberadaan emas yang terkandung di aliran sungai di Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Provinsi Kalimantan Selatan, cukup menghebohkan warganet. Ini setelah, beberapa warga Kalsel mengunggah video pendek teknik modern penemuan pasir emas di Loksado yang cukup menjanjikan.

DENGAN menggunakan alat gold detector dapat mendeteksi keberadaan material dalam butiran pasir yang terbawa arus air terjun hingga larut ke sungai. Arus deras sungai akan menghanyutkan semua emas nugget dari hale of glory (lubang kemuliaan), namun bisa terbendung oleh bebatuan gravel beesar, sehingga tidak akan mengalami penghancuran, deformasi, abrasi atau pengikisan dan sebagainya. Umumnya, emas yang didapat dalam bentuk pasir yang masih utuh dan kasar.

Nah, beberapa warga Kalimantan Selatan mencoba metode terbaru ini guna mengecek potensi atau konsentrasi nugget atau flakes. Terlebih lagi di Loksado yang sempat mengalami banjir bandang, sehingga emas nugget itu diyakini terbawa arus sungai hingga ke hilir.

“Metode ini jauh lebih ramah lingkungan, dibandingkan dengan sistem tambang emas dengan mesin di atas 8 horsepower (hp). Tak hanya menggunakan merkuri, juga akan terjadi pengikisan terhadap tebing dan siring sungai. Air pun menjadi keruh, berbeda dengan metode ini,” ucap Muhammad Murjani, praktisi tambang emas kepada jejakrekam.com, Selasa (10/10/2017).

Murjani mengaku telah membuatkan alat serta mengajarkan teknik mencari lokasi serta teknik pengambilan butir emas itu. “Kebetulan lokasi yang kami survei adalah sungai-sungai di wilayah Loksado. Memang, kepastian berat emas yang didapat dalam setiap penambangan tak bisa dipastikan,” tutur Emem, sapaan akrabnya.

Dia mengakui emas yang didapat di kawasan Loksado tergolong emas sekunder atau dalam istilah kampung adalah emas lepas. “Dalam dunia pertambangan internasional, dikenal dua jenis emas tambang yakni alluvial gold dan placer gold. Nah, dengan menggunakan alat deteksi itu di lapangan, setidaknya bisa menunjukkan keberadaan posisi penumpukan emas alluvial tersebut,” ucapnya.

Emem menjelaskan emas sekunder tentu berbeda dengan emas primer, karena potensial emas sekunder itu tidak bisa diukur. “Berbeda dengan emas primer yang dapat diukur potensialnya di suatu wilayah. Jujur, saya lebih suka bermain di emas primer dibandingkan emas sekunder,” tuturnya.

Dia mengakui potensi emas sekunder memang banyak terdapat di arus sungai Loksado. Menurut Emem, saat melakukan survei dan ujicoba alat deteksi emas dan beberapa alat seperti selang khusus di sungai Loksado, ditemukan hanya kadar emas sekunder.

“Makanya, saya lebih mengarahkan warga jika hendak mencari emas sekunder itu ke sungai. Asalkan tidak menggunakan mesin penggerak di atas 8 hp maka masih ramah lingkungan. Berbeda, jika sudah menggunakan mesin besar ditambah merkuri, hampir dipastikan alam akan menjadi rusak,” tandasnya.(jejakrekam)

Penulis : Didi G Sanusi

Editor   : Didi G Sanusi

Foto      : Dok M Murjani

Pencarian populer:https://jejakrekam com/2017/10/10/ternyata-ada-potensi-pasir-emas-di-sungai-loksado/

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.