Atasi Banjir, Revitalisasi Sungai Disarankan Siring Berpori

0

REVITALISASI sungai di Kota Banjarmasin terkesan salah arah. Padahal seharusnya penataan difokuskan pada sungai kecil di kawasan sungai mati, bukan di sungai besar seperti Sungai Martapura.

“SUNGAI kecil penyebab banjir, sebab sungai kecil sering mati, dan tidak ada sirkulasi atau arus pasang surut air, sehingga kecalapan Kota Banjarmasin, akibat sungai kecil tak berfungsi,” ucap pengamat perkotaan Subhan Syarief, kepada jejarekam.com, Senin (2/10/2017).

Menurutnya, posisi Banjarmasin di bawah permukaan air laut. “Dampak pemanasan global yani permukaan air laut selalu bertambah naik dan air sungai pun ikut naik,” tutur alumni Institut Teknologi Surabaya (ITS). Akibatnya kondisi area resapan anak sungai banyak yang mati, dan menyempit, sehingga endapan meninggi. “Pembangunan tidak ramah lingkungan sebab sistem urugan yang menyumbat sirkulasi air,” katanya. Apalagi, sambung mantan Ketua DPP Intakindo Kalsel ini, karakteristik rawa di Banjarmasin, maka sistem siring berpori, sehingga berdampak sirkulasi yang baik.

Ia mengatakan teknologi beton berpori, bukan beton masif. “Saat ini banyak beton masih yang mengakibatkan banjir,” ujarnya. Subhan mengatakan lagi dengan pola sring beton masif sangat mengendap, sehingga pada saat curahan hujan tinggi, maka bahu jalan menjadi genangan air. “Tambah lagi drainase yang tak mampu menampung air hujan, tentu genangan air semakin banyak,” katanya.

Untuk itu, dia berharap, pengelolaan sungai kecil dapat mengimbangin curahan hujan yang tinggi. “Ya, sistem pengolahan siring berpori bisa menjadi solusi mengatasi banjir di Kota Seribu Sungai,” imbuh Subhan Syarief. (jejakrekam)

Penulis : The City
Editor   : Afdi Achmad
Foto     : Istimewa

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.