Patut Diketahui, Inilah Ciri-Ciri Para Pengguna Narkoba

0

BERDASAR data hasil riset Badan Narkotika Nasional (BNN) bersama Pusat Penelitian Kesehatan Universitas Indonesia (Puslitkes UI) tahun 2015 lalu, mencatat Kalimantan Selatan berada di urut 17 dengan angka penyalahgunaan mencapai 55.598 orang atau 1,89% dari total penduduknya 2.934.400, dan Kalimantan Tengah tercatat 34.674 orang (1,84%) dari populasi penduduk mencapai 1.879.700 orang.

LANTAS bagaimana Anda bisa mengenal pengguna narkoba? Dikutip dari makalah sosialisasi narkoba yang dibuat BNN Provinsi Kalimantan Selatan, terungkap ciri-ciri para pemakai zat adiktif dan psikotropika itu.

Mau tahu? Untuk mengenal pencandu daun ganja bisa dilihat dari ciri-cirinya seperti cenderung lusuh, mata merah, kelopak mata mengatup terus, doyan makan karena perut terasa lapar, dan suka tertawa jika terlibat dalam pembicaraan yang lucu.

Kemudian, pencandu putaw bisa ditengok dari aktivitasnya yang senang menyendiri di tempat gelap sambil mendengarkan musik, malas mandi karena kondisi badan yang selalu dingin, badan kurus layu serta selalu apatis terhadap lawan jenis.

Sedangkan, para pengguna ineks atau ekstasi dapat dikenali dengan suka keluar rumah, selalu riang (happy) ketika mendengar house music, wajah terlihat lelah, bibir pecah-pecah dan badan sering keringatan, serta sering minder ketika pengaruh ineks itu hilang.

Sementara untuk pencandu sabu-sabu dapat dilihat dengan perilakunya yang gampang gelisah dan serba salah dalam melakukan sesuatu, jarang mau menatap mata lawan bicara ketika diajak berbincang, mata sering jelalatan, karakternya dominan curiga terlebih lagi bagi kawan yang baru dikenal, badan berkeringat meski berada di ruangan ber-AC, suka marah dan sensitif.

Makanya, dosen UIN Antasari Banjarmasin, DR Wahyudin mengingatkan pentingnya peran keluarga dalam mengantisipasi serta mencegah sejak dini agar anggota keluarga yang terjerumus dalam lingkaran setan narkoba.

“Dampak secara langsung bagi kesehatan seperti memicu depresan, karena menekan atau memperlambat fungsi sistem saraf puat sehingga dapat mengurangi aktivitas fungsional tubuh. Memang, dapat membuat pemakai merasa tenang serta memberi rasa melambung tinggi (fly), memberi rasa bahagia hingga membuatnya tertidur tidak sadarkan diri,” tutur Wahyudin.

Ia menjelaskan narkoba juga menjadi stimulant karena merangsang sistem saraf pusat dan meningkatkan kegairahan (segar dan bersemangat) dan kesadaran. “Dapat bekerja mengurangi rasa kantuk karena lelah, mengurangi nafsu makan, mempercepat detak jantung, tekanan darah dan pernafasan. Hingga fungsinya menjadi halusinogen karena dapat mengubah rangsangan indera yagn jelas serta merubah perasaan dan pikiran, dan menimbulkan kesan palsu atau halusinasi,” ucap peneliti sosiologi masyarakat terkait penyalahgunaan narkoba ini.

Namun di balik fungsi stimulant, halusinogen dan depresan itu, Wahyudin mengingatkan bahwa dampak narkoba itu begitu kompleks bagi tubuh, seperti terganggunnya fungsi otak, daya ingat menurun, sulit berkonsentrasi, suka berkhayal, intoksikasi (keracunan), overdosis, gejala putus zat, hingga gangguan perilaku atau mental sosial. “Ini belum ditambah lagi dampaknya bagi badan, seperti berat badan turun drastis, mata terlihat cekung dan merah, muka pucat, bibir kehitam-hitaman, buang air besar dan kecil kurang lancar, sakit perut tiba-tiba, batuk dan pilek berkepanjangan, sering menguap, mengeluarkan keringat berlebihan hingga mengalami nyeri kepala,” urainya.

Begitu pula dengan dampak tidak langsung dari narkoba, Wahyudin membeberkan secara ekonomi justru banyak uang terkuras untuk penyembuhan dan perawatan, dikucilkan masyarakat, keluarga malu besar, kesempatan belajar hilang, tak bisa dipercaya orang lain, dosa terus bertambah dan terakhir bisa dijebloskan ke dalam tembok derita alias penjara.

Hal ini belum ditambah lagi dengan adanya gangguan pada sistem saraf (neurologis), gangguan jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler), gangguan pada kulit (dermatologis), dan gangguan pada paru-paru (pulmoner). “Dari sisi medis, para pengguna narkoba itu sering sakit kepala, mual-mual, suhu tubuh meningkat, pengecilan hati, dan sulit tidur. Dampaknya lagi terhadap kesehatan reproduksi, dapat tertular hepatitis B, C dan HIV akibat melalui jarum suntik, hingga akhirnya menyebabkan kematian,” imbuh Wahyudin.(jejakrekam)

Penulis   : Didi G Sanusi

Editor     : Didi G Sanusi

Ilustrasi  : Layar Berita

 

 

Pencarian populer:https://jejakrekam com/2017/05/01/patut-diketahui-inilah-ciri-ciri-para-pengguna-narkoba/

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.