TINGKAT inflasi di Kalimantan Selatan yang disumbang dari dua kota terbesar yakni Banjarmasin dan Tanjung (ibukota Kabupaten Tabalong) ternyata dipicu dua komoditas utama yakni cabe dan telor bebek.
INFLASI tertinggi di Banjarmasin dimotori tarif listrik, tarif telepon seluler, cabe rawit dan telor bebek. Sedangkan, di Tanjung, kenaikan harga kangkung, jagung manis, sawi hijau, bahan bakar rumah tangga, dan tarif listrik yang jadi penyebab inflasi. Berbeda dengan daging ayam, ikan gabus, kol putih (kubis), telor ayam ras dan cabe merah justru mengalami penurunan harga.
“Dari gabungan tingkat inflasi dua kota ini, akhirnya pada Februari 2017 tingkat inflasi di Kalsel mencapai 0,21 persen. Inflasi di Banjarmasin sebesar 0,20 persen dan Tanjung dengan tingkat inflasinya 0,32 persen,” ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Kalsel, Diah Utami di Banjarmasin, Kamis (2/3/2017).
Sementara, menurut dia, laju inflasi kumulatif di Banjarmasin per Februari 2017 dibandingkan Desember 2016 mencapai 1,15 persen, berbanding 1,09 persen inflasi kumulatif Tanjung.
Dari total komoditas, Diah Utami menyebut menyebut ada beberapa harga produk yang cukup andil dalam deflasi tertinggi seperti angkutan udara, daging ayam ras, telur ayam ras, ikan gabus serta televisi berwarna.
“Sedangkan, dari tujuh kelompok pengeluaran, ada empat kelompok yang mengalami kenaikan indeks harga seperi kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,10 persen,” ucap Diah Utami.
Masih menurut dia, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar juga mengalami kenaikan sebesar 1,47 persen, kelompok sandang mencapai 0,37 persen dan kelompok kesehatan setinggi 0,46 persen.
“Berbeda dengan tiga kelompok yang mengalami penurun indeks harga seperti bahan makanan sebesar 0,62 persen, kelompok pendidikan 0,13 persen, kelompok transportasi dan komunikasi mencapai 0,26 persen,” imbuhnya.(jejakrekam)
Penulis : Wan Marley
Foto : Didi GS