Idul Adha 1443 H, Sekdaprov Kalsel: Moment Meneladani Keihklasan Nabi Ibrahim As Dan Putranya

0

SHOLAT Idul Adha 1443 H di Halaman Masjid Raya Sabilal Muhtadin dipadati puluhan ribu jamaah, di berbagai sudut masjid terbesar di Kalimantan Selatan ini. Para jamaah memenuhi halaman hingga ruang induk masjid. 

NAMPAK hadir diantara ribuan jamaah,  Sekdaprov Kalsel Roy Rizali Anwar,  Kapolda Kalsel Irjen Pol. Rikwanto serta Forkompida, yang khusu mengikuti ibadah sholat Idul Adha,  Minggu (10/7/2022).

Mewakili Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor, Sekdaprov Kalsel Roy Rizali Anwar menyampaikan sambutan. 

“Semoga jamaah yang hadir ini dapat meningkatkan keimanan,  ketaqwaan kepada Allah SWT dan senantiasa diberikan keberkahan dan limpahan nikmat serta karunia untuk seluruh masyarakat yang ada di Kalimantan Selatan, ” ujarnya. 

“Idul Adha atau yang disebut hari raya haji merupakan hari raya yang sangat bersejarah bagi umat Islam. Setiap momentum hari raya idul adha kita dapat merenungkan kembali keteladanan Nabi Ibrahim AS dan putranya Nabi Ismail AS. Ketika Nabi Ibrahim AS dapat perintah dari Allah SWT untuk mengorbankan putra tercintanya,  maka Nabi Ibrahim penuh dengan keikhlasan menjalankannya,” ucapnya.

“Inilah yang dipahami dari ibadah kurban yang setiap Hari Raya Idul Adha kita laksanakan. Bila ibadah yang kita hayati sebagaimana iman yang seutuhnya kita serahkan kepada Allah SWT,” sambungnya. 

Sementar khatib dan sekaligus sebagai imam sholat adalah putra almarhum KH Ahmad Bakri,  Guru Rasyid Ridho. 

Dalam khotbahnya dia menyampaikan,  dengan takbir Allah Maha Besar marilah kita tanamkan keyakinan tentang kebesaran Allah,  hanya Allah Maha Besar. 

Segala hal seperti harta kekayaan,  pangkat dan segala kemewahan dunia,  itu semua kecil dan tidak ada artinya bila di bandingkan dengan kebesaran Allah ta’ala. “Allah yang memberi kekayaan,  kemulian dan lain sebagainya. Maka dialah yang berhak di puji,”  ujarnya. 

“Marilah kita bersyukur atas segala anugerah yang telah diberikan kepada kita,  kita harus sadar semua itu hanyalah titipan yang Allah titipkan kepada kita yang suatu saat akan ia ambil,  maka dari itu kita harus menggunakannya dengan sebaik-baiknya kepada jalan yang Allah ridhai,” ucapnya.

“Bagi yang berkecukupan diperintahkan untuk melaksanakan kurban,  karena Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa yang mempunyai keluasaan rezeki tapi tidak mau berkurban,  maka hendaklah ia mati sebagai yahudi dan kalau mau sebagai nasrani ( HR. Tirmidzi),”  ujarnya. 

Orang yang hidup saat ini belum tentu hidup sampai tahun depan,  orang kaya saat ini belum tentu kaya sampai tahun depan,  pemberian yang kita anggap kecil/sedikit bisa berarti besar bagi orang yang membutuhkan. 

Rasyid Ridho mengatakan, kita tidak diperintahkan atau dimintai setinggi-tingginya pengorbanan tetapi apabila ada keperluan di jalan Allah meminta bantuan atau pengorbanan hendaklah kita bersedia mengorbankan sebagian hak milik kita berupa tenaga,  pikiran,  harta dan lain-lainnya.

“Dan ingatlah! Disamping kita ada yang kaya dan ada yang miskin,  ada yang kuat dan ada yang lemah yang perlu mendapat pertolongan dan bantuan dari kita,” katanya.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.