Kyai Zamani, Ulama Berkharisma Menggugah Jiwa

0

KH AHMAD Zamani adalah dosen Fakultas Ushuluddin UIN Antasari Banjarmasin. Dia seorang akademisi sekaligus ulama, yang seluruh hidupnya dihabiskan untuk dakwah dan keumatan. Konsentrasi keilmuan beliau tentang studi hadits, tasawuf, dan pemikiran modern dalam Islam.

SAYA termasuk mahasiswa beliau saat kuliah kurun waktu 1996–2000. Tidak hanya di bangku kuliah, saya bersama teman-teman pernah duduk mengaji di rumah beliau, belajar tentang beberapa kitab dan dakwah. Terakhir kali berjumpa beliau saat tahun lalu (2018), saat bertugas sebagai rohaniawan di Rumah Sakit Ulin Banjarmasin.

Saat kontrol berobat, saya mendekati beliau dan istri, yang lagi ngantre menunggu antrean BPJS Kesehatan. Kemudian saya bantu untuk antri di jalur khusus agar tidak lama menunggu. Seingat saya, tiga kali lebih saya berjumpa dengan beliau dengan kondisi menggunakan kursi roda. Setelah saya pindah tugas ke Banjarbaru pada bulan September lalu, saya tak lagi jumpa beliau.

BACA :  Antara Sya’ban dan Pemilu

Dan kabar mengejutkan, ulama berkharisma itu telah menemui sang Khalik pada tanggal 26 April usai shalat Maghrib, dishalatkan di Masjid Arraudah   dan dimakamkan di alkah Keluarga Alabio, Hulu Sungai Utara.

Zainal Abidin Asmari mengutip tulisan Ibnu Sami, menuturkan jaringan dakwah Kyai Zamani  di beberapa masjid d Banjarmasin, dengan fokus kajian tafsir, hadits, akidah, dan tasawuf. Beberapa masjid yang menjadi objek dakwah beliau adalah Masjid Al Misbah, Masjid Noor, Masjid Al Mubarakah, Masjid Arraudah, Mushalla Al Muhajirin dan Masjid Raya Sabilal Muhtadin.

Sejak saya masih remaja, saya sudah mengetahui beliau berdakwah rutin di kampung di mana saya tinggal yakni Masjid Al Misbah, Sungai Baru. Ciri khas beliau memakai bolang putih, layaknya ulama berkharisma.

Pada chanel youtube SYIMA Sabilal Muhtadin, tanggal 20 Mei 2018, Kyai Zamani memberikan kuliah subuh pada hari kelima Ramadhan. Beliau mengajak umat Islam agar menjadi hamba yang dicintai (mahabbah) oleh Allah. Jika Allah sudah mencintai seorang hamba, maka segala hidupnya diatur oleh Allah, bahkan keinginannya dicukupi oleh Allah.

BACA JUGA : Awal Ramadhan 1440 H Ditentukan Sidang Isbat 5 Mei Nanti

Untuk menjadi hamba yang dicintai Nya, maka menurut beliau, menyambut Ramadhan dengan memperbanyak amalan sunnah. Pekerjaan sunnah yang dilakukan terus menerus, maka akan mengundang cintanya Allah. Dan ingatnya Allah kepada hambaNya, sangat besar, ketimbang ingat hamba kepada-Nya.

Tak mengherankan, beliau meminta umat Islam, agar jangan teledor, dan menyia-nyiakan bulan Ramadhan.  Isilah Ramadhan dengan ritual–taqarrub illah.

Hampir setiap bahasan dakwahnya tak lepas dari sentuhan sufistik. Kedalaman ilmu rohaninya membuat setiap kajian keislamannya menimbulkan aura magnet bagi yang mendengarnya. Kalbu terasa hidup, ketenangan pun hadir, tausiyahnya sungguh menggugah jiwa  dan jamaah akan selalu merindukannya.

BACA LAGI : Tetapkan Awal Ramadhan 6 Mei, Muhammadiyah : Perbanyaklah Ibadah Jangan Pergi ke Mall

Retorika dakwah sang kyai itu, kini hanya dapat dikenang, tak akan ada lagi suara khas kyai Zamani melantun. Namun demikian, kami sebagai muridnya, dan masyarakat Kalimantan Selatan, akan menjadikan ajaranmu hidup dalam setiap langkah kami.

Dari tempat tinggal beliau di Jalan Ratu Zaleha Gang Asnawi  Nomor 58 RT 21 Kelurahan Karang Mekar Banjarmasin, telah memancarkan pesona dakwah yang indah, teduh, sejuk, dan damai. Semoga kami dapat meneladani perjuangan pian. Selamat jalan sang Kyai, Semoga mendapat kemuliaan di sisi Allah SWT, dan tak lama kami pun akan menyusul pian.(jejakrekam)

Penulis adalah Pemerhati Komunikasi, Kemasyarakatan dan Keagamaan

Tinggal di Banjarmasin

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.