Lepas Tiga Truk Kemanusiaan, 12 Ton Bantuan Logistik Dipasok Untuk Sulteng

0

BERANGKAT dari keprihatinan gempa dan tsunami yang melanda Sulawesi Tengah (Sulteng), Aksi Cepat Tanggap (ACT) Kalsel dan Pemkot Banjarmasin memberangkatkan tiga buah truk kemanusiaan, Minggu (28/10/2018) di halaman Balai Kota. Pelepasan langsung dilakukan oleh Walikota Banjarmasin, Ibnu Sina dan Wakil Walikota, Hermansyah.

KEPALA Cabang ACT Kalsel, Arie Setiawan menyebutkan bantuan yang dikirim merupakan bantuan logistik. Berupa air minum, sembako, biskuit, makanan instan, obat-obatan, terpal, popok, perlengkapan kebersihan, makanan bayi, dan pakaian. “Total bantuan 12 ton,” ujarnya.

Dari balai kota, truk kemanusiaan dikawal oleh para relawan dari Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) Kalsel menuju Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Di sana, bantuan akan dikirim menuju Palu melalui Kapal Kemanusiaan yang dikelola oleh ACT Cabang Kalimantan Timur.

Pengiriman bantuan logistik untuk para penyintas bencana gempa bumi dan tsunami Sulteng bukan kali pertama. Sebelumnya, ACT Kalsel juga telah mengirim tiga truk bantuan logistik. Melalui Kapal KN Kunyit yang sandar di Pelabuhan Trisakti Banjarmasin, 9 September 2018 lalu.

“Alhamdulillah amanah dari berbagai kalangan seperti warga Banjarmasin, Kalimantan Tengah, organisasi/komunitas, BUMN, perusahaan swasta, serta individu-individu di Kalimantan Selatan, telah kami kirimkan hari ini. Mohon iringan doa agar bantuan sampai di Palu dan tim relawan yang mengawal kembali dengan selamat,” ucap Arie.

Dipilihnya momentum 28 Oktober sebagai hari pemberangkatan truk kemanusiaan punya alasan sendiri. Diisi banyak anak muda, para relawan yang mengiring bantuan logistik hingga Kaltim ini menganggap peringatan sumpah pemuda bisa menjadi pemicu semangat tersendiri bagi para relawan yang berpartisipasi.

Ilyas mengaku perjalanan panjang dengan jarak 600 km atau dengan jarak tempuh selama kurang lebih 14 jam perjalanan bakal menjadi pengalaman menarik. “Kami para relawan harus menunjukkan bakti untuk negeri. Cara inilah yang terbaik yang bisa kami berikan,” pungkasnya.

Sekadar informasi, mengacu informasi Humanity Data Center DMII ACT, bencana hebat Sulteng telah merenggut jiwa sebanyak 2 ribu orang, 10 ribu luka-luka, dan lebih dari 16 ribu jiwa dinyatakan hilang.

Banyak jiwa yang melayang, apalagi tempat tinggal: banyak yang rata dengan tanah. Data tempat tinggal yang rusak berjumlah 75 ribu buah. Laporan BPNB per 20 Oktober 2018 lalu menyebutkan bahwa total kerusakan dan kerugian menjangkau hingga Rp 13,8 triliun. (jejakrekam)

Penulis Ahmad Husaini
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.