Membanggakan, Atlet Paralympic Kalsel Dulang 4 Medali Emas di Pornas SOina VII Pekanbaru

0

TOREHAN prestasi kembali disajikan atlet Kalimantan Selatan. Kali ini, M Febredy Aderyanto meraih medali emas dalam cabang olahraga bola bocce di Pekan Olahraga Nasional Special Olympics Indonesia (Pornas SOina) VIII yang berlangsung di Pekanbaru, Riau, 19-23 Juli 2018.

DENGAN mengantongi poin 4, atlet paralympic asal Kalsel, M Febredy Aderyanto berhak naik di podium juara I, mengalahkan rivalnya Rasyid Syidiq (Sumatera Barat) dan Hari Prayatna Setiawan asal Nusa Tenggara Barat (NTB) dalam final cabor bola bocce Pornas SOina VII.

Untuk sementara, total medali yang diraih kontingen Kalsel adalah 4 emas, 3 perak dan 9 perunggu. Masing-masing medali itu didulang dari cabor atletik dengan 2 emas dan 2 perunggu. Para atlet di bawah pembinaan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalsel ini juga membawa 1 emas, 1 perak  dan 2 perunggu dari cabor bola bocce. Selanjutnya, cabor renang menyumbangkan 1 emas, 1 perak dan 3 perunggu.

Atlet paralympic Kalsel di cabor bowling juga menyabet 1 perunggu dan 1 perak disumbang tim bola voly, dan senam yang mengantongi 1 medali perak.

Keberhasilan para pejuang Kalsel ini ditegaskan HE Benyamine harus mendapat apresiasi, di tengah sorotan publik terhadap prestasi mendunia Fauzan Noor yang meraih titel juara dunia kompetisi karate tradisional dunia di Praha, Republik Ceko, awal Januari 2018 lalu.

“Para atlet yang berjuang keras untuk mendulang medali emas, perak dan perunggu itu patut kita apresiasi tinggi. Bagaimana pun, mereka adalah para pahlawan daerah,” tegas Benyamine kepada jejakrekam.com, di Banjarbaru, Minggu (22/7/2018).

Hal ini sejalan dengan keinginan Gubernur Kalsel Sahbirin Noor yang ingin menciptakan sumber daya manusia (SDM) Banua yang tangguh dan unggul. “Semoga prestasi para atlet paralympic ini mendapat penghargaan yang setimpal. Karena mereka membuktikan bukan atlet yang datang sebagai penggembira,”  kata budayawan Kalsel ini.

Menurut dia, khusus para atlet paralympic dengan keterbatasan fisik justru bisa mengukir pretasi, sehingga sudah seharusnya bisa menjadi suri teladan bagi generasi muda di Kalsel. “Terpenting itu adalah tekad baja, sesuai semboyan waja sampai ka putting. Ini membuktikan semakin banyak anak Kalsel yang berpretasi dan mengharumkan nama daerah, baik di kancah berskala nasional maupun internasional,” pungkas Benyamine.(jejakrekam)

 

Penulis Syahminan
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.