Kata Pakar Kota Eloknya JPO Dipindah Depan Balai Kota

0

ESTIMASI biaya pembangunan jembatan penyeberangan orang (JPO) yang diinginkan Pemkot Banjarmasin mencapai Rp 15 miliar lebih yang membentang di atas Sungai Martapura, dinilai pakar tata kota, Bachtiar Noor Grad.Dip MA, justru akan cukup. Ini mengingat bentangan Sungai Martapura yang cukup panjang, sehingga butuh dana yang sangat besar.

PLANOLOG jebolan universitas di Belgia dan Australia ini mengungkapkan ide membangun JPO yang direncanakan Walikota Banjarmasin Ibnu Sina memang terilhami dari jembatan serupa yang terdapat di Kota Malang, Jawa Timur.

“Makanya, kalau taksiran biaya JPO itu mencapai Rp 15 miliar, saya rasa sangat kurang. Sebab, bentangan Sungai Martapura ini mencapai lebih dari 100 meter. Ini belum lagi, nantinya jika JPO ini dibangun, maka harus menghitung oprit jembatan, sehingga setidaknya bentangannya mencapai 150 meter,” tutur Bachtiar Noor kepada jejakrekam.com, belum lama tadi.

Dari segi konstruksi, Bachtiar Noor mengatakan membangun JPO di atas Sungai Martapura butuh kontruksi khusus, dengan tidak banyak menancapkan tiang penyangga yang akan mengganggu arus sungai dan transportasi di Sungai Martapura.

“Modelnya, ya ada tiang penggantung dengan pelengkung. Dalam teknik, dikenal dengan konstruksi spesial atau khusus. Apalagi, nantinya di bagian tengah akan dipasang kaca transparan sebagai wahana uji nyali di atas ketinggian 10 meter dari permukaan Sungai Martapura. Tentu butuh dana yang tak sedikit,” papar pegawai Dinas Pekerjaan Umum Kalsel ini.

Bachtiar membandingkan biaya pembangunan Siring Tendean seharga Rp 30 juta per meter lari dengan menggunakan konstruksi tiang penyangga yang tak mengganggu aliran Sungai Martapura. “Jadi, dana yang dibutuhkan malah lebih besar lagi. Ini belum lagi, rencana JPO milik Pemkot Banjarmasin ini juga letaknya berdekatan dengan JPO yang akan dibangun Pemprov Kalsel sebagai fasilitas penunjang Taman Nol Kilometer Kalsel,” ucapnya.

Bachtiar pun mengakui kehadiran dua buah JPO, yang jaraknya juga berdekatan dengan dua jembatan yang ada, Jembatan Pasar Lama dan Jembatan Merdeka, tentu akan merusak visual Menara Pandang dan Siring Tendean. “Makanya, perlu kajian mendalam. Bagaimana pun, keberadaan Menara Pandang dan Siring Tendean turut menambah daya tarik Kota Banjarmasin. Kalau nanti ditambah dua JPO, tentu tak indah dan cantik lagi,” kata Bachtiar.

Dia pun menyarankan agar JPO bisa dipindah ke kawasan Balai Kota, Jalan RE Martadinata. Hal ini, menurut Bachtiar, agar seluruh kawasan tepian Sungai Martapura itu hidup dengan tema-tema khusus.

“Saya sudah mengusulkan agar kawasan di seberang Balai Kota itu dijadikan pusat kuliner. Jadi, ketika orang makan di tepi sungai, bisa langsung menyaksikan Balai Kota. Nah,  perlu ada tema-tema tertentu di sepanjang Sungai Martapura sebagai jualan wisata susur sungai,” katanya.

Dari segi kajian teknis, Bachtiar mengungkapkan berdasar hasil penelitian, setiap jembatan untuk pejalan kaki itu harus berjarak minimal 400 meter. “Kalau dihitung, dari Jembatan Merdeka dan Jembatan Pasar Lama itu berjarak 1,2 kilometer. Ini berarti, bisa saja dibangun dua JPO. Namun, sekali lagi, pembangunan JPO itu jangan sampai justru merusak pemandangan Siring Tendean dan Menara Pandang yang sudah bagus. Itulah, mengapa pentingnya bagi Pemkot Banjarmasin ini mendesain tema masing-masing kawasan yang ada di sepanjang Sungai Martapura di Banjarmasin,” imbuh Bachtiar.(jejakrekam)

Penulis : Didi GS

Editor   : Didi G Sanusi

Foto     : Panoramio/Deddy_Endhock

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.