PERNYATAAN Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) RI, Imam Nahrawi bahwa pemerintah pusat tak akan membantu Kalimantan Selatan dalam mewujudkan pembangunan Sport Center (Pusat Olahraga), benar-benar menyentak para pejabat Pemprov Kalsel.
KEPALA Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kalimantan Selatan, Zakly Aswan Helmi justru pernyatan seorang menteri asal PKB itu benar-benar mengejutkan. “Kalau semua pembangunan fasilitas olahraga semacam Sport Center iu dibebankan ke daerah, tentu akan sangat. Bagaimana tidak, sekarang dana transfer dari pemerintah pusat ke daerah mengalami pengurangan,” kata Zakly Aswan Helmi kepada wartawan di Banjarmasin, Kamis (26/5/2017) malam.
Menurutnya, jika Menpora sudah menyatakan hal itu, jalan terakhir bagi Kalsel adalah melobi Presiden RI Joko Widodo. “Kalau Presiden sudah setuju, pasti Menpora akan ngikut saja. Semua tergantung Presiden, dan kita masih memperjuangkannya,” ujar Zakly. Ia menegaskan untuk menimpakan beban dana ke pihak ketiga atau sponsor juga tak mungkin terealisasi pembangunan Sport Center. “Mana ada perusahaan yang mau menyertakan dananya untuk pembangunan Sport Center. Yang pasti, kami siapkan aset lahan dulu, nanti lobi Pak Presiden dan terserah beliau,” kata Zakly.
Wacana Kemenpora untuk menggelar PON dua tahun sekali, tak lagi empat tahun, disokong Zakly. Menurutnya, hal itu sudah diterapkan negara maju, sekelas Malaysia sudah lama memberlakuannya. “Jadi, tak perlu lagi kejuaran-kejuaraan, fokus ke PON saja,” ucapnya.
Sedangkan, Sekdaprov Kalsel Abdul Haris Makkie justru optimistis pembangunan Sport Center bisa terealisasi. “Jika bisa direalisasikan, apalagi pelaksnaan PON dalam dua tahun sekali, maka Kalsel bisa jadi tuan rumah pada 2019. Sport center masih proses pengadaan tanah. Saya berharap itu segera selesai. Mudah-mudahan kalau pelaksanaan PON tidak empat tahun lagi, tapi dalam dua tahun, kita bisa jadi tuan rumah pada 2019,” tutur Haris Makkie.(jejakrekam)
Penulis : Wan Marley
Editor : Fahriza
Foto : Archimax Design Studio