Gejala Baru Serangan Covid-19 Ditemukan, Bayi Berumur Satu Hari pun Jadi Korban

0

SAAT ini, Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan belum keluar dari zona merah Covid-19. Hingga kini, tercatat kasus penderita positif Covid-19 sebanyak 808 orang.

ANGKA tersebut terlihat dari data Gugus Tugas Percepatan Penangan Covid-19 Kalsel, Jumat (12/6/2020) pukul 16.00 Wita.

Dari total ratusan kasus tersebut, mayoritas pengidap virus Corona (Covid-19) tak memiliki gejala apapun (OTG). Bahkan, sebagian lagi merupakan penderita yang bergejala umum seperti demam,  batuk kering, dan kelelahan.

Ironisnya, dari hasil penelusuran tim medis kembali menemukan gejala baru pada penderita Covid-19. Fakta tersebut diungkap oleh Juru Bicara GTTP Covid-19 Banjarmasin Machli Riyadi.

BACA : Begitu Banyak Spesimen Swab Covid-19 yang Harus Diteliti di Kalsel, Ini Datanya!

Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin ini mengatakan, gejala baru yang saat ini ditemui tim medis terhadap pasien positif Covid-19 yakni kehilangan indra perasa dan penciuman.

“Sekarang ini cukup banyak kita temui gejala awal orang positif Covid-19 itu mengaku kehilangan indra perasa, seperti tidak merasakan rasa manis atau asin, bahkan tidak dapat mencium bau-bauan,” jelas Machli Riyadi kepada awak media di Banjarmasin, Jumat (12/6/2020).

Machli mengungkapkan, dari jumlah 808 kasus positif Covid-19 saat ini, pihaknya menemukan cukup banyak pengidap virus Corona yang memiliki gejala baru seperti kehilangan indera perasa dan kehilangan tersebut.

BACA JUGA : Pasien Covid-19 Banjarmasin Terus Bertambah, RSUD Sultan Suriansyah Mulai Kewalahan

“Dari keluhan klinis yang kami terima cukup banyak yang mengaku kehilangan indera penciuman dan perasa seperti itu, padahal orangnya sehat saja,” ungkap Machli.

Masih kata dia, pengidap Covid-19 dengan kategori OTG masih cukup berbahaya. Bahkan, lonjakan kasus pada beberapa hari terakhir ini banyam ditemui pada OTG.

Lebih jauh, mantan Wakil Direktur RSUD Ulin Banjarmasin ini menyatakan, saat Corona Virus Disease 2019 semakin berbahaya. Pasalnya, virus berbahaya asal Wuhan tersebut tak lagi mengenal usia dan gender. Bahkan, berusia tua, dewasa maupun anak-anak kena serangannya.

BACA JUGA : Tiga Kelurahan Terbanyak Kasus Kematian, Makam Khusus Disiapkan Mampu Tampung Ratusan Jenazah Korban Covid-19

“Yang paling banyak itu usia produktif. Anak-anak juga sudah ada jadi pasien, bahkan kemarin ada bayi belum berusia satu hari sudah masuk PDP meninggal dunia,” katanya.

Hal itu juga terbukti dari data GTPP Covid-19 Banjarmasin yang menunjukan pengidap Corona terbanyak berada di skala usia 46-55 tahun. Hingga terdapat skala usia 0-5 tahun atau balita ikut mengidap Covid-19.(jejakrekam)

Penulis M Syaiful Riki
Editor DidI G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.