Program Dosen Wajib Mengabdi, Perkenalkan Instrumen Deteksi Dini Diabetes Melitus

0

DOSEN Fakultas Matematikan dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Lambung Mangkurat (ULM), melaksanakan sosialisasi 3D (Deteksi Dini Diabetes Melitus) Matematika dengan Findrisk Score, bagi warga Kelurahan Guntung Manggis Banjarbaru, Minggu (15/10/2023).

SOSIALISASI dalam rangka Program Dosen Wajib Mengabdi Tahun 2023 ini, diketuai oleh Nurul Huda, dan mengundang spesialis penyakit dalam, konsultan endokrin metabolik dan dibetes dr Nanang Miftah Fajari sebagai pemateri.

“Diabetes ini merupakan salah satu penyakit yang banyak menghinggapi masyakarakt dari remaja hingga lansia. Karena itu kita sangat perlu untuk melaksanakan sosialisasi sejak dini, guna penanganan diabetes melitus. Ketika dari awal sudah mengetahui dia terkena ataupun tidak penyakit diabetes melitus, maka ia (dapat) langsung melakukan tindakan preventifnya,” ucap Nurul Huda kepada jejakrekam.com usai sosialisasi.

Diikuti sebanyak 20 peserta ibu-ibu di RT 44 RW 07, Kelurahan Guntung Manggis, Nurul Huda berharap masyarakat senantiasa waspada terhadap diabetes melitus. “Dan ibu-ibu yang mengikuti sosialisasi ini dapat menyebarluaskan informasi kepada keluarga dan masyarakat lainnya untuk melakukan hal-hal seperti selalu menjaga pola makan, olahraga rutin, dan disiplin minum obat atau berobat ke dokter,” pungkasnya.

BACA: Siaga Hadapi Banjir, Dosen Fakultas Teknik ULM Datangi SMPN 5 Martapura

Sementara itu, dr Nanang Miftah Fajari mengatakan, diabetes merupakan sebuah penyakit yang mana mengalami kegagalan dalam hal menetralkan gula di dalam tubuh.

“Hormon insulin tidak bekerja dengan baik. Tidak bisa menetralkan gula dengan baik dan hasilnya berubah menjadi racun. Racun inilah yang timbul masalah di kemudian hari. Misalnya saja racun tersebut mengendap di otot jantung, hasilnya dapat menyebabkan jantung koroner dan lain sebagainya,” jelas dokter poli endokrin diabetes Rumah Sakit Ratu Zaleha.

Nanang menambahkan, diabetes itu seringkali tidak terdiagnosis, sehingga kadang pasien sudah masuk ke dalam fase terjadi komplikasi dalam tubuh. “Karena itu, sosialisasi ini sangat diperlukan untuk deteksi dini. Untuk mengedukasi supaya masyarakat paham terkait diabetes melitus supaya tidak masuk ke fase diabetes merugikan dan berbahaya bagi dirinya,” tuturnya.

Adapun dalam deteksi dini diabetes melitus menggunakan Findrisk Score, disampaikan Nanang hasil 20 peserta ibu-ibu tersebut masih normal.

“Alat ini merupakan instrumen diagnostik sederhana, sudah tervalidasi dan dikonfirmasi dengan pemeriksaan gula darah, ternyata sesuai dengan teorinya. Ibu-ibu tadi resiko skoringnya tidak terlalu tinggi masih di bawah angka 15. Dimana resiko terkena diabetes tinggi sekali itu berada di atas skor 20,” ucapnya.

BACA JUGA: Program Dosen Wajib Mengabdi 2023, Penerapan Manajemen Dan Produksi Untuk Tingkatkan Pendapatan

Meski begitu, Nanang mengimbau masyarakat untuk menjaga kesehatan pola makan, olahraga, dan rajin mengontrol atau disiplin berobat bagi yang memiliki diabetes.

“Ciri-ciri pasien terkena diabetes itu yang pertama sering buang air kecil atau poliuria, kemudian gampang haus atau polidipsia, dan cepat lapar atau polifagia. Karena itu, masyarakat kita imbau untuk menjaga pola makan, olahraga, dan disiplin berobat,” pungkasnya.

Tak lupa Ketua Kampung KB, Kelurahan Guntung Manggis, Eka mengucapkan terimakasih kepada pihak penyelenggara, dalam hal ini FMIPA ULM atas pelaksanaan sosialisasi deteksi dini diabetes melitus ini.

“Sangat berguna dan bermanfaat bagi anggota kami. Semoga kegiatan seperti ini bisa berlanjut karena sangat bermanfaat bagi masyarakat,” tutupnya.(jejakrekam)

Penulis Sheilla Farazela
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.