Memperingati 100 Tahun AA Navis, Sang ‘Pencemooh Nomor Wahid’
DIKENAL akan tema karyanya yang kritis dan tajam akan permasalahan sosial, isu politik, hingga peran perempuan, Ali Akbar Navis merupakan salah satu sosok penting dalam dunia sastra maupun bahasa di Indonesia.
TAHUN ini, sastrawan dan kritikus budaya kelahiran 17 November 1924, Padang Panjang, Sumatera ini, bakal turut dirayakan United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO), dalam Peringatan 100 tahunnya.
Selama dirinya berkarir, AA Navis juga mendapatkan julukan ‘Pencemooh Nomor Wahid’, karena banyak karya-karyanya yang penuh nada satir hingga kritikan yang diakui oleh publik.
Salah satu karyanya yang paling berpengaruh dan diingat sampai hari ini adalah, cerita pendek ‘Robohnya Surau Kami’. Dan banyak lagi lainnya, dengan kualitas sastrawi yang baik dan menyimpan kekhasan gaya tuturnya yang satir dan kritis.
Dan melalui berbagai kontribusi dirinya sebagai seorang sastrawan yang kerap kali membahas isu-isu sosial, dan bagaimana kemampuannya menangkap serta merespons itu dengan cara yang universal.
Ini Membuat AA Navis menjadi salah satu tokoh Indonesia yang diajukan peringatan ulang tahunnya ke UNESCO.
Hingga akhirnya, peringatan 100 tahun dirinya ditetapkan untuk diperingati, oleh Direktur Jenderal UNESCO, 22 November 2023 lalu. Pada penutupan Sidang Umum ke-42 UNESCO di Paris, Prancis.
Karena AA Navis dipandang sebagai salah satu tokoh terkemuka yang berkontribusi membentuk peradaban dunia melalui karya-karyanya yang menyumbangkan pengayaan budaya, khususnya dalam hal pemahaman universal dan perdamaian.
Sehingga pada November 2024 mendatang, akan diperingati puncak peringatan 100 tahun AA Navis sebagai tokoh sastrawan Indonesia, di Paris, Prancis.
Di Indonesia, untuk memperingati peringatan 100 tahun sosok AA Navis, Kemendikbudristek melalui Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa melakukan serangkaian acara yang dilaksanakan mulai Maret 2024 tadi hingga November 2024 nanti.
Tentunya dengan penokohan seorang sastrawan Indonesia oleh UNESCO ini, harus membuat masyarakat khususnya anak muda berbangga.
“Tentu ini harus ditularkan ke anak muda, supaya juga punya keinginan dan semangat untuk berprestasi,” ucap Hariansyah, Ketua Dewan Kesenian Banjarmasin, saat mengisi Diskusi Gelar Wicara 100 Tahun AA Navis, di Universitas Muhammadiyah Banjarmasin (UMB), Sabtu (14/9/2024).
Dirinya pun melihat, sosok A.A Nafis ini adalah seorang yang penuh dengan prestasi. Baik dalam bidang penulisan, budaya, politik, hingga pemikir.
“Saya kira ini bisa menjadi teladan bagi anak muda saat ini, yang masih bingung ingin menjadi apa dan mencari jati dirinya. Ini adalah suatu yang sangat inspiratif,” ungkap Hariansyah.
“Terutama dalam hal wawasan dan kecintaannya pada budaya,” sambungnya.
Novelis Banua, Randu Alamsyah juga menerangkan sosok AA Navis ini wajib diketahui oleh para anak muda di masa sekarang. “Agar bisa mengambil inspirasi dan semangat nya,” tuturnya.
Ia pun melihat sisi kritis dan berani menyuarakan dari sosok AA Navis bisa menjadi warisan yang paling berharga bagi generasi sekarang.
Apalagi dengan julukan ‘Pencemooh Nomor Wahid’ yang bisa membalut kritikan dan satir dalam sebuah tulisan, karya serta sastranya dengan berbagai keterbatasan pada masa lalu. Ini pun dikatakannya harus bisa menjadi pemicu bagi anak muda untuk memulai.
“Jadi dia sastra itu baginya adalah wadah untuk menyampaikan. Adakan sastrawan itu yang mengejar keindahan, tapi dia tidak. Sastra itu medium untuk menyampaikan kritiknya,” jelasnya.
Kepala Balai Bahasa Provinsi Kalsel, Armiati Rasyid mengatakan, sebagai rangkaian memperingati AA Nafis, diskusi bertajuk Gelar Wicara 100 Tahun AA Navis ini pun diselenggarakan.
Yang mana ini sendiri rangkaian kegiatan yang dilaksanakan sebagai upaya membumikan sastra Indonesia lewat karya AA Navis.
“Kegiatan ini serentak di seluruh Indonesia. Tujuannya supaya masyarakat luas bahkan internasional bisa lebih mengenal karya-karya sastra Indonesia,” katanya.
Sebagaimana diketahui acara ini diikuti puluhan mahasiswa dari berbagai kampus, antaranya Universitas Lambung Mangkurat, Universitas Islam Kalimantan Syekh Muhammad Arsyad Al-Banjari, STIA Bina Banua dan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin itu sendiri.
Acara tersebut diisi oleh dua pemateri, yakni sastrawan Hajriansyah dan novelis Randu Alamsyah.
Kegiatan lainnya, selain diskusi ini adalah pelaksanaan pembacaan puisi pada 23 Agustus lalu, berkolaborasi bersama dengan komunitas Bangku Panjang Banjarmasin.
Juga nantinya akan ada kegiatan pameran yang bakal dilaksanakan pada puncak hari jadi Kalsel 18 September mendatang. “Nanti di Banjarbaru saat puncak HUT Kalsel, akan ada pojok AA Navis,” sebutnya.
Armiati melanjutkan, selain kegiatan-kegiatan diskusi, Kemendikbusristek juga telah melakukan penerjemahan karya-karya AA Navis ke dalam bahasa Inggris. “Agar karya-karya sastra khususnya milik AA Navis bisa lebih dikenal di panggung global,” bebernya.(jejakrekam)