foto: sirajudin
SELAIN untuk menyegarkan penampilan, minyak wangi atau parfum juga telah menjadi sunnah oleh Rasulullah SAW.
MENJELANG akhir Ramadhan 1445 Hijriyah, ternyata permintaan akan kebutuhan parfum juga meningkat, tak kalah dengan kebutuhan bahan pokok. Terlebih karena parfum akan jadi pelengkap saat seseorang akan bersilaturahmi.
Irwan, pemilik Toko Aneka Parfum menyebutkan, pada Ramadhan tahun ini banyak pelanggan yang datang dan memesan parfum yang dujualnya. Omset penjualannya pun otomatis meningkat, seiring ramainya pembeli yang menyambangi tokonya di kawasan Pasar Baru Banjarmasin.
BACA: Masuki Bulan Rajab, Permintaan Minyak Wangi Isi Ulang Meningkat Tajam di Banjarmasin
“Biasanya, mereka beli bibit atau biang parfum dari berbagai jenis. Ada pula, minyak wangi yang jadi tren pilihan para pembeli,” ucap Irwansyah kepada jejakrekam.com, Sabtu (6/4/2024).
Sementara, Sayid Muhammad, pemilik Toko Ami Awad di kawasan Pasar Harum Manis, Banjarmasin, masih melayani pembeli meski hanya dengan jumlah eceran.
“Ada beragam parfum isi ulang yang dijual di Ami Awad. Dari harga Rp 2.500 per gram, hingga yang termahal untuk bibit atau biang parfum seharga Rp 10.000 per gram,” tutur Sayid Muhammad.
“Meski selera pelanggan berbeda-beda, tapi kami akan selalu berusaha menyediakan kebutuhan pelanggan sesuai dengan selera dan kemampuannya. Sebenarnya, setiap datang hari besar keagamaan juga akan selalu berdampak pada peningkatan penjualan parfum,” sambungnya.
BACA JUGA: Jelang Puasa Ramadhan, Penjual Minyak Wangi ‘Kebanjiran’ Pelanggan
Menurut Sayid Muhammad, di gerainya tak hanya menjual minyak wangi eceran, namun juga untuk grosiran, terutama untuk para pedagang lain,” katanya.
Sementara itu, Hendra warga Banjarmasin yang mengaku selalu memakai minyak wangi ini, lebih memilih minyak wangi isi ulang dibandingkan botolan.
“Minyak wangi ini bisa dipakai untuk keseharian, selain itu, harganya juga relatif murah dibanding dengan parfum bermerek dalam botol khusus,” ucapnya.(jejakrekam)