Kebanjiran Lalu Dilanda Kemarau, Harga Beras Lokal Banjar Terus Melambung Tinggi

0

TARGET Kalimantan Selatan panen satu juta ton dari 100.000 hektare lahan pertanian pada tahun 2023 ini sepertinya tidak akan tercapai.

FAKTANYA sejumlah daerah penghasil padi varietas lokal Banjar seperti Tabunganen, Anjir Pasar serta sejumlah daerah di Kabupaten Barito Kuala (Batola). Terkhusus lagi, Gambut justru mengalami kondisi yang cukup sulit untuk mendapat hasil panen melimpah.

“Padi yang ditanam waktu sawah berair atau pasang memang terlihat bagus. Tapi begitu saat panen, ternyata banyak padi yang rusak. Dalam satu borongan, benih padi yang sudah menguning banyak tak berisi,” ucap Yamani, petani sawah pasang surut di Tabunganen kepada jejakrekam.com, Kamis (28/9/2023).

Pria yang tinggal di Alalak Banjarmasin, namun bertani di daerah Tabunganen ini menceritakan kondisi padi tahun ini tidak lebih baik dibanding tahun-tahun lalu. “Bayangkan saja, dari padi varietas lokal yang kami tanam dalam dua borongan lahan itu hanya menghasilkan 34 blek,” kata Yamani.

BACA : Lambat Basi dan Lebih Diminati, Simak Keunggulan Beras Banjar

Satu blek itu setara dengan 20 liter padi gabah atau sekira 10 kilogram. Menurut Yamani, sama seperti beberapa tahun sebelumnya, produksi padi varietas lokal Banjar anjlok atau mengalami penurunan drastis.

Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) menghitung pada 2022, luas panen padi di Kalsel mencapai 214,91 ribu hektare dengan produksi sebesar 819,42 ribu ton (gabah kering giling (GKG). Jika dikonversikan menjadi beras, maka produksi beras pada 2022 mencapai 484,83 ribu ton.

BACA JUGA : Usai Pamanukan dari Subang Masuk, Giliran Beras Impor Thailand akan Rambah Pasar Banjarmasin

Pedagang beras keliling asal Anjir Pasar juga mengaku kondisi hasil panen tidak lebih baik dibanding tahun-tahun lalu saat area persawahan mengalami kebanjiran.

“Tahun ini, hasil padi asal Anjir tidak banyak lagi. Hanya sebagian saja yang panen. Makanya harga besar Anjir masih mahal, paling murah itu Rp 12 ribu hingga Rp 13 ribu per liter,” ucap Ahmad.

Pun H Abdul Gaffar. Pedagang beras Gambut di Jalan A Yani Km 7, Kertak Hanyar, Kabupaten Banjar mengatakan produksi padi siam atau varietas lokal Gambut tidak terlalu banyak pada musim panen tahun ini.

BACA JUGA : Masyarakat Banjar Lebih Suka Beras ‘Karau’, Harga Terus Naik, Stok Kian Menipis

“Tahun ini, banyak padi yang kempes, tidak berisi. Karena sebagian sawah itu mengalami kerusakan, akibat diserang hama serta dampak dari banjir tahun lalu. Apalagi, kalau sawah itu habis kena roundup (obat rumput), kebanyakan rusak padinya,” kata Gaffar.

Menurut dia, harga beras Gambut masih tinggi. Untuk termurah, beras yang telah digiling dari hasil panen tahun ini masih rata-rata di atas Rp 15 ribu per liter.

“Kalau yang usang lebih mahal lagi dari Rp 17 ribu sampai Rp 20 ribu. Kalau pun ada, stoknya juga terbatas,” kata Gaffar.(jejakrekam)

Penulis Sirajuddin
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.