Usai Pamanukan dari Subang Masuk, Giliran Beras Impor Thailand akan Rambah Pasar Banjarmasin

0

BERAS impor dari Vietnam, Thailand dan Pakistan yang didatangkan Badan Urusan Logisik (Bulog) akan segera memasuki pasar beras di Kota Banjarmasin dan sekitarnya.

KERAN impor telah dibuka pemerintah guna memenuhi pasokan beras nasional, serta pengendalian harga dalam menekan laju inflasi. Impor beras dari Thailand dan Vietnam sudah dilakukan Perum Bulog sejak Desember 2022 lalu.

“Ada rencana mungkin pada Maret ini, atau paling lambat April 2023, beras impor dari Thailand akan masuk pasaran beras di Banjarmasin. Saat ini, stok beras Pamanukan yang didatangkan dari Jawa (Subang, Jawa Barat) memang makin menipis,” ucap pemilik toko beras Amin, Jalan AMD Raya, Pemurus Dalam, Banjarmasin, Muhammad Amin kepada jejakrekam.com, Rabu (1/3/2023).

BACA : Masyarakat Banjar Lebih Suka Beras ‘Karau’, Harga Terus Naik, Stok Kian Menipis

Menurut dia, kabarnya harga beras Thailand dijual lebih murah hanya Rp 8.000 per liter atau Rp 8.800 per kilogram. Namun, karena beras tersebut disubsidi oleh pemerintah, sehingga dibatasi hanya pembelian sebanyak 5 kilogram.

“Saat ini, beras Pamanukan memang cukup laris. Bahkan, beras Pamanukan jadi pengganti beras Banjar yang harganya terus naik, kebanyakan dibeli restoran, depon hingga rumah makan. Kisaran harga hanya Rp 12.500 hingga Rp 13.000 per liter, jadi lebih terjangkau dibandingkan beras Banjar seperti siam, unus dan lainnya yang sudah di atas Rp 15 ribu per liter,” beber Amin.

BACA JUGA : Harga Lebih Murah, Beras Pamanukan Mulai Bersaing dengan Beras Varietas Lokal Banjar

Menurut dia, kebanyakan pasokan beras didatangkan dari Pasar Beras Muara Kelayan. Selain itu juga disuplai pabrik penggilingan padi di kawasan Kelayan dan sekitarnya.

“Biasanya, beras-beras yang ada di pasaran itu disuplai dari gudang-gudang. Saat ini, stok beras banyak didatangkan dari Sungai Musang, Aluh-Aluh. Sebab, daerah penghasil seperti Anjir dan lainnya memang gagal panen,” tutur Amin.

BACA JUGA : Siap Datangkan Beras Pamanukan Penuhi Stok, Pemkot Banjarmasin-Pemkab Subang Jalin Kerja Sama

Berdasar pengalaman Amin, banyaknya beras impor masuk ke pasar beras akan memengaruhi harga. Meski beras khusus Banjar tetap jadi primadona bagi masyarakat Banjarmasin.

“Tapi, kalau stok beras Pamanukan ini habis, maka akan digantikan dengan beras impor dari Thailand. Saat ini, ada beras lebih murah, ya beras oplosan atau beras usang,” beber Amin.

Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Provinsi Kalsel, Birhasani mengakui beras impor dari Thailand akan memasuki pasar beras di Kalsel.

BACA JUGA : Dibandrol Rp 8600 per Kilo, Bulog Kalsel Salurkan 5000 Ton Beras Thailand Jelang Ramadhan

“Namun, kewenangan itu di tangan Perum Bulog Pusat. Silakan konfirmasi lebih lanjut ke Bulog Divre Kalsel soal berapa besaran dan harganya,” kata Birhasani.

Dia tak menepis saat ini ketersediaan beras lokal di Kalsel makin menipis, sehingga kemungkinan besar beras-beras impor khususnya dari Thailand akan segera didatangkan.

“Ini cara pemerintah untuk menstabilkan harga beras nasional, termasuk di Kalsel. Karena, harga beras lokal terus naik di pasaran,” kata Birhasani.

BACA JUGA : Ancaman Krisis Pangan 2023 di Depan Mata, Harga Beras Terus Melonjak Naik

Mantan pejabat Pemkab Tabalong ini mengakui dari segi harga, beras impor Thailand lebih murah dibanding beras varietas lokal Banjar. Bahkan, dari segi fisik dan rasa juga tidak jauh berbeda.

“Saya rasa masyarakat Kalsel, khususnya Banjar akan menyukai beras impor Thailand. Ya, sekelas beras medium Banjar. Jadi, beras impor Thailand itu nantinya bisa digunakan untuk operasi pasar atau langsung didistribusikan melalui pasar tradisional di kabupaten/kota guna memenuhi kebutuhan masyarakat Kalsel,” imbuh Birhasani.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.