Pasar Pagi yang Kumuh, 60 Pelukis se-Kalimantan Pamerkan Karya Beragam Genre di Bias Borneo #2 Titian Barantai

0

LUKISAN menggunakan cat akrilik di atas kanvas yang diberi judul ‘Kampungku’ berukuran 100×100 cm ini menggambarkan pasar pagi yang kumuh pada era 80-an di kawasan Jalan Pangeran Antasari, Kelurahan Kelayan Luar, Kecamatan Banjarmasin Tengah, Kota Banjarmasin.

SAAT ditemui jejakrekam.com, Selasa (8/8/2023), sang pelukis Muslim Anang Abdullah menceritakan, sebelum dirinya melukis terlebih dulu mendatangi kawasan Pasar Pagi. Hal ini demi mengungkit kembali memori dirinya pada era itu. Sebab, ketika itu kalau subuh banyak orang berjualan dan siangnya menjadi kampung.

“Saya mengerjakan tulisan ini selama lima hari, sekarang sudah jauh berubah, terlihat bersih, bahkan sudah ada hotel, namun masih kental di ingatan saya suasana pasar itu seperti pada lukisan yang dipamerkan sekarang,” ucap Ketua Ikatan Pelukis Kalimantan Selatan (IPKS) ini.

Berkaitan dengan Pameran Seni Lukis Nasional dengan Tema Bias Borneo #2 Titian Barantai diungkapkan Muslim Anang, ada 60 pelukis se-Kalimantan yang memamerkan 60 lukisan beragam aliran dan genre di Gedung Margasari,  Taman Budaya Banjarmasin pada 3-10 Agustus 2023.

“Kami berharap pameran lukisan ini akan memicu generasi penerus, busa menyenangi seni rupa khususnya melukis,” kata Anang.

BACA : Ada ‘Senam’ Djoko Pekik di Bias Borneo, 100 Karya Lukisan Andalan Berbagai Daerah Dipamerkan

Dalam pameran kali ini, ada 40 pelukis dari Kalsel, di mana mereka banyak seniman muda, 10 pelukis dari Sanggar Seni Solihin, 10 pelukis lagi dari provinsi Kalimantan lainnya.

“Di antara mereka banyak pelukis ternama yang ikut memamerkan karya, seperti Pebruarison Lampang, Surya Darma, Daniel Lee, Rokmat Taufik, Hajriansyah, Ariadi (Cadio Tarompo), M Zaini, Marty, Nanang M Yus, Didi Agus dan Jerry,” imbuhnya.

Pengujung pameran Bias Borneo 2, Karina mengaku masih memahami lukisan berjudul How Human Being Human, karya Nabila Naa’ila yang berukuran 100×100 cm menggunakan miks di atas kanvas yang baru dibuat tahun 2023 ini.

BACA JUGA : Mandau; Identitas Etnik Dayak sebagai Simbol Pejuang di Tanah Borneo-Kalimantan

Lukisan Pasar Pagi Kelayan Luar yang tampak kumuh di era tahun 1980-an karya Muslim Anang. (Foto Iman Satria)

———-

“Dalam lukisan ada ekspresi muka manusia berbentuk kucing sedang kesakitan, wajah mereka tidak ada mulut, saya bolak-balik ke lukisan ini, jujur saya penasaran untuk memahaminya, pengen sih ketemu sang pelukis,” ucap mahasiswi Fakultas Ekonomi Bisnis jurusan Akuntansi Universitas Lambung Mangkurat (ULM).

BACA JUGA : 2 Pekan Kampung Ketupat Berdetak, Lukisan Pasar Tertampung Dilego Denny Caknan Rp 20 Juta

Berbeda dengan Hatta Atsiila Rizkia. Siswi SMK 4 Banjarmasin ini justru menemukan lukisan kesukaannya yang sering dia lihat di gawainya, “Lukisan ini mempunyai ekspresi wajah kedua bayi sangat lucu, warnanya juga bagus, pelukisnya adalah Felisha Faradila,” katanya.

Pameran yang digelar selama delapan hari tersebut digelar oleh Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Taman Budaya Provinsi Kalimantan Selatan, dalam rangkaian Hari Jadi (Harjad) ke-73 Provinsi Kalimantan Selatan,  sekaligus Hari Kemerdekaan Republik Indonesia ke-78 tahun.(jejakrekam)

Penulis Iman Satria
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.