Curah Hujan Cukup Tinggi, Beberapa Daerah Di Tapin Terendam

0

INTENSITAS curah hujan cukup tinggi yang melanda di Kabupaten Tapin, dan beberapa kawasan yang terendam banjir, pada Minggu (7/11/2021).

BEBERAPA titik daerah yang terendam diantaranya Desa Kacapiring, Kelurahan Raya Belanti dan Desa Pulau Pinang Utara serta pasar Binuang sempat mengalami kenaikan hingga setengah lutut kaki orang dewasa.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tapi, Said Abdul Nasir membenarkan ada beberapa titik daerah yang terendam akibat hujan yang durasinya sekitar 4-5 jam.

Said menjelaskan,beberapa titik yang terendam terutama Pasar Binuang, ini akibat di samping pasar itu sungai. “Tetapi setelah beberapa jam, air akhirnya surut, dan banjirnya pun cuma di halaman pasar nya saja,” ujarnya.

BACA: Banjir, Agenda Tahunan yang Tak Dirindukan

Titik lain yang mengalami banjir, di Desa Bumbun yang perbatasan dengan Desa Pulam Sari. Kawasan ini semacam cekungan dan rendah sehingga air dapat meluap.

Sementara di Desa Piani banjir juga merendam, tidak jauh dari perusahaan tambang dan kawasan yang juga rendah ini, apabila ada hujan terus menerur, luapan airnya cukup mengkhawatirkan.

“Pasar Piani yang di seberang stadion, menjadi ukuran kami di Kota Rantau. Kemarin air meluap di kawasan itu sampai ke stadion. Biasanya enam sampai delapan jam ke Kota Rantau melalui sungai Tapin,” katanya.

“Dalam kurun waktu dua tahun, dan saat banjir di beberapa kabupaten/kota di Kalsel, hanya di Tapin dan HSS tidak banjir di dalam kotanya. Tidak diketahui apakah ada pengaruh karena adanya bendungan di Pintap, seperti iya,” sambungnya.

BACA JUGA: Presiden Jokowi Sebut Bendungan Tapin Mampu Kurangi Dampak Banjir hingga 60 Persen

“Karena kalau sekedar curah hujan, sungai Tapin itu masih bisa menampung, nah karena sudah sebagian tertahan di Petak Jaya, dengan adanya bendungan itu, biasanya masuk ke sungai Tapin juga. Saat ini tidak banjir, walaupun Tapin saat ini sudah dalam posisi status siaga dua,” bebernya.

Masih menurut Said, yang menjadi langganan banjir sampai memacetkan jalan itu yang di Pulau Pinang KM 93. Akibatnya sempat memacetkan jalan, Karena air surut sangat lambat. Sebab di kawasan Raya Belanti adalah bertemunya Sungai Serawi, Karangan Putih, Binuang, dan Haruban.

“Padahal di Raya Belanti itu sudah kami bersihkan, tapi yang jadi persoalan keluarnya itu yang harus melalui Banua Hanyar. Sementara daerah ini berbatasan dengan Kabupaten Banjar, dan di situ airnya tersendat,” keluhnya.

Tahun depan ada rencana di keruk, dan kami mendukung. Sebab dampaknya dengan Binuang dan Raya Belanti itu, kalau tidak dikeruk air yang ada di Banua anyar itu akan tetap meluap,” imbuhnya.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.