PESTA makan durian gratis di Kiram Park pada hari Sabtu (18/1/2020) diikuti ribuan orang, namun gelaran ini tak sedikit yang mencibir. Salah satunya adalah akademisi FISIP Uniska Muhammad Uhaib As’ad.
UHAIB menilai makan durian gratis sulit dilepas dari upaya politik gubernur Kalsel menghadapi Pilkada, September 2020 mendatang. “Kalau sekadar orang ingin makan durian kenapa harus jauh-jauh datang ke Kiram Park dengan kondisi jalan macet, dan berdesakan, padahal durian banyak dijual murah di pinggir jalan,” ungkap Uhaib kepada jejakrekam.com, Senin (20/1/2020).
BACA : Durian Simangkal Juarai Kontes Durian Di Kiram Park
Bagi doktor jebolan Universitas Brawijaya (UB) Malang ini, elit lokal mendidik masyarakat bermental pengemis, sekaligus mempertontonkan kemiskinan.
“Ini yang tidak disadari oleh masyarakat, ini kepentingan politik, dan tren mobilisasi massa seperti yang terjadi kemarin menjadi atensi peneliti politik di luar negeri,” ujar editor Asian Institute of Research and Journal of Social and Political Sciencies ini.
Ia menganggap secara kasat mata makan durian gratis sangat kental dengan kepentingan politik praktis menghadapi suksesi Pilgub Kalsel September mendatang. “Saya melihat semacam dididik bermental miskin, pengemis sekaligus bermental pragmatis, para elit politik lokal di Kalsel,” ujar eks aktivisi HMI ini.
BACA JUGA : Rebutan Durian di Kiram Park, Kepala Berdarah
Akademisi yang dikenal vokal ini menyarankan elit politik untuk memberikan pendidikan politik yang sehat dan berkualitas kepada masyarakat, bukan malah mempertontonkan mobilitas publik. “Bisa bayangkan apa yang bisa dipetik dari berebut durian, berdesak-desakan hingga terluka hanya demi satu atau dua buah durian,” tanya Uhaib.(jejakrekam)
saat ini belum masuk tahapan pemilu jadi kegiatan apapun yg dilakukan oleh seseorang warga negara utk mengenalkan diri kepada masayarakat dan dlm bentuk apapun belum bisa dikatakan pelanggaran pemilu … krn tahapan pemilu atau kampanye pemilu belum dimulai