Harga Ayam Anjlok, Pemprov Kalsel Gelar Operasi Pasar di Tujuh Titik

0

PASOKAN ayam ras pedaging atau broiler yang cukup melimpah, mengakibatkan anjloknya harga yang dinilai merugikan peternak. Untuk mengantisipasi itu, Pemprv Kalsel akan menggelar operasi pasar di delapan titik.

OPERASI pasar ini akan disebar berupa karkas ukuran 1,5 kilogram ditawarkan seharga Rp 25 ribu per ekor ayam ras. Dimulai pada Kamis (29/8/2019) pagi di kawasan Sungai Andai, Banjarmasin Utara, disediakan 5.000 ekor ayam.

Berlanjut di Jalan HKSN Banjarmasin Utara pada Jumat (30/8/2019), Pemprov Kalsel akan menjual 5.000 ekor ayam. Berikutnya pada Sabtu (31/8/2019) di Indrasari, Martapura, Kabupaten Banjar disebar 2.000 ekor ayam.

Pada hari yang sama bertempat di TTIC Dinas Ketahanan Pangan di Banjarbaru, disebar 2.000 ekor ayam. Sedangkan operasi pasar di Siring Tendean, Banjarmasin digelar pada Minggu (1/9/2019) pagi, dijual sekitar 6.000 ekor ayam broiler.  Giliran operasi pasar di Dinas Perdagangan Kabupaten Tanah Laut di Pelaihari pada Senin (2/9/2019), akan dijual 2.000 ekor ayam. Ditutup pada Selasa (3/9/2019) di Balitan, Banjarbaru, tersedia 2.000 ekor ayam.

BACA : Harga Daging Ayam Potong Sudah Tembus Rp 35 Ribu per Ekor

Sekdaprov Kalsel Abdul Haris Makkie mengakui operasi pasar ini dilakukan untuk mengantisipasi anjloknya harga ayam broiler karena kelebihan stok di tingkat peternak.

“Harga ayam di tingka peternak hanya Rp 10 ribu per ekor, sementara harga pokok produksinya mencapai Rp 19 ribu. Terjadi over stock mencapai 70 ribu ekor, sedangkan serapan pasar hanya 30 persen,” tutur Sekdaprov Kalsel Haris Makkie dalam jumpa pers di Kantor Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalsel, Banjarbaru, Selasa (27/8/2019).

Berdasar instruksi Gubernur Kalsel Sahbirin Noor diambil langkah untuk menyelenggarakan operasi pasar. Menurut Haris Makkie, operasi pasar ini menyediakan 24 ribu ekor ayam yang dibandrol seharga Rp 25 ribu untuk ukuran rata-rata 1,5 kilogram.

“Kami juga menetapkan harga jual pada tingkat peternak ayam broiler Rp 15 ribu per kilogram. Ini untuk mengantisipasi anjloknya harga ayam di tingkat peternak,” ucap Haris Makkie.

Didampingi Pelaksana Harian Kadisbunak Kalsel Hanif Faisol Nurofiq, Haris Makkie mengungkapkan dalam rapat tim terdiri dari Tim Satgas Pangan, Dinas Perdagangan Dinas Ketahanan Pangan serta peternak yang tergabung dalam Pinsar Kalsel telah menyepakati untuk digelarnya operasi pasar sebagai solusi jangka pendek.

BACA JUGA : Pasokan Berkurang, Harga Telur Ayam Kampung Merangkak Naik

Upaya jangka pendek dengan mengadakan operasi pasar ayam broiler dengan ukuran rata-rata 1,5 kg seharga Rp 25.000 per ekor dengan jumlah 24.000 ekor pada 7 titik di Kota Banjarmasin, Banjarbaru, Kabupaten Banjar dan Tanah Laut.

“Operasi pasar tersebut akan dimulai pada hari Kamis 29 Agustus hingga 3 September 2019,” ucapnya.

Untuk jangka panjang, Sekdaprov Kalsel mengatatakan akan segera dibentuk Tim Pengawasan dan Pengendalian Peredaran DOC ayam broiler. Kemudian, menggelarapat koordinasi secara berkala dengan Pinsar, Rekonsiliasi data pemasukan DOC dengan Balai Karatina. Ini menyesusaikan dengan rekomendasi yang dikeluarkan Dinas Perkebunan dan Peternakan Provinsi Kalsel, serta penataan regulasi perizinan usaha dan tata niaga ayam broiler.

“Anjloknya harga ayam menjadi hanya Rp10 ribu per kilogram membuat peternak ayam potong di daerah ini mengalami kerugian,” ucapnya.

BACA LAGI : Meski Masih Rendah, Telur dan Daging Ayam Ras Picu Inflasi Kalsel

Senada itu, Pelaksana Harian Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kalimantan Selatan Hanif Faisol Nurofiq menambahkan penurunan harga ayam terjadi sejak awal 2019 dan puncaknya terjadi pada Juni hingga sekarang.

“Anjloknya harga ayam tersebut antara lain disebabkan karena para peternak meningkatkan jumlah produksi ayam potong, hingga ayam membanjiri pasaran di Kalimantan Selatan,” ucapnya.

Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalsel ini juga menyebutkan kondisi itu makin diperparah dengan sedikitnya permintaan pasar dari luar provinsi, seperti Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur.

“Dulu Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur merupakan pasar bagi peternak Kalimantan Selatan, namun seiring dengan semakin mudah dan murahnya mengembangkan peternakan ayam, dua provinsi tersebut kini juga sebagai daerah penghasil,” ucap Hanif.

Otomatis, meurut dia, pasar peternakan Kalsel, kini hanya di Kalsel, tidak lagi mengirim ke provinsi lainnya.(jejakrekam)

Penulis Balsyi
Editor Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.