Foto : Asyikin
KABAG TU Balai Besar Pelaksana Jalan Naional XI Muntaal Badrun mengakui, kondisi Jembatan Barito yang merupakan akses penghubung Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, bukan kerusakan pada struktur jembatannya.
“SAAT ini, di Jembatan Barito sudah di pasang rambu-rambu yang menyatakan terdapat lubang disambungan lantai (expansion joint). Ini dari hasil pemantauan kami hari ini tadi,” ujarnya, Senin (3/9/2018).
Expansion joint atau siar muai
merupakan bahan yang dipasang di antara dua bidang lantai beton untuk kendaraan atau pada perkerasan kaku dan dapat juga pertemuan antara konstruksi jalan pendekat, sebagai media lalu lintas yang akan melewati jembatan, supaya pengguna lalu lintas merasa aman dan nyaman.
Diungkapkannya, ada dua kerusakan, yakni sambungan antara segmen ke segmen. Pihaknya sedang mencari solusinya biar bisa tertutup sementara.
“Saat ini, Satker Perencanaan dan Pengawasan Jalan sedang melakukan survei untuk keseluruhan kerusakan yang ada Jembatan Barito, sehingga kerusakan itu agar tercover semua,” tuturnya.
Untuk goyangan jembatan, pihaknya juga sudah melakukan survei, dan pada 2019 nanti aian dianggarkan perbaikannya. “Kami usahakan lelang dini agar secepatnya terealisasi. Kerusakan itu terlihat dari arah Banjarmasin ke Anjir, yang bagian lantai kedua dan ketiga. Paling parah yang lantai ketiga, cukup mengganggu sementara ini,” ucapnya.
Ia mengakui, pemeliharaan berkala Jembatan Barito sudah dilaksanakan pada 2012, 2013, 2014, dan terakhir pada 2015. Sedangkan pemeliharaan rutin hampir tiap tahun dilaksanakan, termasuk pembersihan jembatan.
“Jembatan Barito yang diresmikan Presiden Soeharto pada 24 April 1997 didesain untuk 100 tahun kekutaannya. Tapi, jembatan itu harus dipelihara dan dikontrol. Warga tidak perlu kuatir. Kerusakan yang ada bukan pada struktur tetapi hanya pada exspasion joint saja, sehingga jangan ragu melewati jembatan itu,” pungkasnya.(jejakrekam)