Analisis Astronomi Hilal untuk Penentuan 1 Syawal 1439 Hijriyah

Oleh : Akhmad Syaikhu, MSI, MHI

0

OBSERVASI hilal untuk penentuan 1 Syawal 1439 H di Kalimantan Selatan akan dilaksanakan di dua lokasi, yaitu di Pantai Takisung Tanah Laut Pelaihari oleh Lembaga Falakiyah PWNU Kalsel bersama Tim Badan Hisab Rukyah (BHR) Tanah Laut dan di Gedung Bank Kalsel Banjarmasin oleh Tim Badan Hisab Rukyat (BHR) Kalimantan Selatan.

SALAH satu penanda berakhirnya bulan lama dan masuknya bulan baru adalah terjadinya peristiwa Ijtimak (conjunction), yaitu ketika tiga buah benda langit yaitu matahari, bumi dan bulan berada pada bujur ekliptika yang sama atau ketiganya berada pada satu garis lurus di bujur langit. Peristiwa penanda bulan baru itu terjadi pada Kamis, 29 Ramadhan 1439 H/ 14 Juni 2018 M pada pukul 03:43:13 WITA.

Data Hisab Lokal

Berdasarkan data hisab di lokasi observasi Pantai Takisung Pelaihari Tanah Laut yang terletak dititik koordinat  3.864° LS – 114.610° BT, matahari terbenam pada 18:18:44 WITA sedangkan bulan terbenam  pukul 18:48:28 WITA. Saat matahari terbenam di azimuth 293.26 derajat posisi hilal berada di azimuth 291.29 derajat di ketinggian hilal hakiki 8.0 derajat dan hilal mar’i 7.43 derajat dengan sudut jarak matahari bulan 9.03 derajat.

Sementara data hisab dari lokasi Gedung BPD Kalimantan Selatan (3.3257° LS – 114.590° BT) matahari terbenam pada pukul 18:19:45 WITA, bulan terbenam pada  18:49:27 WITA, sudut jarak Jarak matahari-bulan 9.04 derajat. Dari lokasi matahari terbenam di azimut 293.26 derajat, posisi bulan saat matahari terbenam di azimut 291.23 derajat, tinggi hilal hakiki 7.99 derajat dan tinggi hilal mar’i 7.42 derajat.

Dari dua lokasi observasi di Kalsel posisi hilal memenuhi kriteria imkan al-rukyah.

Data Hisab Nasional

Di Indonesia dalam penentuan awal bulan adalah menganut prinsip wilayah al-hukmi, yaitu memandang seluruh wilayah Indonesia sebagai satu kesatuan hukum. Apabila pada satu titik observasi di Indonesia menyaksikan hilal, maka kesaksian tersebut berlaku untuk seluruh wilayah Indonesia. Untuk memprediksi 1 Syawal 1439 H di Indonesia data hisab secara Nasional.

Data hisab secara nasional menunjukkan bahwa:

  1. Ijtima atau konjungsi terjadi sebelum matahari terbenam (Ijtima’ Qabla al-Ghurub), yaitu pada Kamis, 29 Ramadan 1439 H/ 14 Juni 2018 M pukul 03:43:13 WITA.
  2. Di seluruh wilayah Indonesia bulan terbenam setelah matahari terbenam, artinya ketinggian hilal di seluruh wilayah Indonesia positif dengan ketinggian berkisar antara 6.08 di Jayapura s.d. 7.64 derajat di Ujung Sumatera. Ketinggian hilal yang cukup optimistik untuk keberhasilan rukyah.
  3. Sudut jarak matahari dan bulan (elongation) dari lokasi pengamatan di Indonesia berkisar antara 7,06 derajat di Merauke s.d. 8,96 derajat di Sabang.
  4. Usia hilal sejak peristiwa ijtima’ hingga terbenam matahari di Indonesia berkisar 12,74 jam di Merauke s.d. 16.16 jam di Sabang.

Berdasarkan data hisab di atas, kreteria imkan al-rukyah dari Forum Menteri-Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) yang mensyaratkan tinggi hilal minimal 2 derajat, jarak sudut bulan-matahari minimal 3 derajat atau umur bulan minimal 8 jam secara kumulatif terpenuhi. Demikian pula menurut kriteria Indonesian Crescent Observation (Rukyatul Hilal Indonesia), dan Kriteria Hisab Rukyat Indonesia.

Berikut ini adalah peta visibilitas hilal berdasarkan kreteria MABIMS menunjukkan bahwa seluruh wilayah Indonesia berada di wilayah berarsir hijau, artinya di wilayah Indonesia hilal pada 14 Juni saat sunset, visible rukyah.

 

Keterangan:

Peta di atas menunjukkan bahwa pada tanggal 14 Juni 2018/29 Ramadan 1439 H saat matahari terbenam, seluruh wilayah Indonesia termasuk dalam daerah yang berarsir hijau, artinya hilal dari seluruh wilayah Indonesia dimungkinkan rukyah.

Kesimpulan:

Pada Kamis, 14 Juni 2018 bertepatan 29 Ramadan 1439 H berdasarkan kreteria imkan al-Rukyah dengan memperhatikan faktor ketinggian hilal, sudut jarak bulan-matahari dan usia bulan maka diperkirakan secara optimistik 1 Syawal  jatuh pada Jum’at 15 Juni 2018 M. Insya Allah umat Islam di Indonesia tidak ada perbedaan pada perayaan lebaran tahun ini.

Selanjutnya bagi Nahdlatul Ulama, hisab hanyalah merupakan panduan untuk menghasilkan rukyah yang berkualitas, bukan final. Sesuai Manhaj NU, Penetapan 1 Syawal tetap memperhatian hasil observasi hilal yang dilaksanakan pada Kamis 14 Juni 2018 nanti dan hasil sidang itsbat Kementerian Agama RI. (jejakrekam)

Penulis adalah Ketua Lembaga Falakiyah PWNU Kalsel

 

 

 

 

 

 

 

 

Pencarian populer:https://jejakrekam com/2018/06/09/analisis-astronomi-hilal-untuk-penentuan-1-syawal-1439-hijriyah/

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.