Sekelumit Kisah Penghukuman Panglima Batur dari Koran De Preanger-Bode

1

PADA tanggal 30 Mei 1906, pukul 07.00 pagi, Panglima Batur, sang pahlawan Perang Banjar-Barito dari Dusun, pedalaman Barito dihukum gantung di halaman penjara di Kota Banjarmasin. Banyak warga ibukota Borneo Selatan itu telah berada di depan penjara pagi hari itu. Mereka tak diperkenankan masuk untuk menyaksikan prosesi penghukuman ala Belanda terhadap para pejuang Tanah Banjar-Barito yang dicap pemberontak.

BERITA prosesi hukuman gantung Panglima Perang Barito dari suku Bakumpai yang melanjutkan perjuangan Pangeran Antasari dalam Perang Banjar (1859-1905)-versi dokumen Belanda hanya berlangsung 1859-1863-di bawah komando Sultan Muhammad Seman, ditulis dalam Koran De Preanger-Bode edisi 14 Juni 1906. Sebuah surat kabar berbahasa Belanda yang terbit pertama kali di tahun 1896 di Bandung.

Sebelum naik tiang gantungan, Panglima Batur diarak keliling kota dengan pemberitahuan dari pembesar kolonial Belanda sebagai pemberontak yang keras kepala. Permintaan terakhir sang panglima sebelum menjalani hukuman di atas tiang gantungan mengucapkan dua kalimat syahadat.

“Saat prosesi hukuman gantung yang dilaksanakan dari berita Koran De Prenger-Bode tanggal 14 Juni 1906,  hanya kepala pemerintah daerah, juru tulis Dewan Pertanahan (Landraad), dokter, sipir penjara, dan beberapa tahanan penjara yang hadir menyaksikannya,” ucap pegiat sejarah Banjar, Iberahim kepada jejakrekam.com, Selasa (27/3/2018).

Menurut Iberahim, dari berita koran berbahasa Belanda terbit di era kolonial itu juga disebutkan saat menjalani hukuman gantung, Panglima Batur justru menyambutnya dengan tenang. Usai dieksekusi selama setengah jam, jasadnya kemudian dikebumikan di belakang masjid di Pemakaman Kuin.

“Lokasi pemakaman itu sekarang berada di belakang Masjid Jami Sungai Jingah. Waktu itu, di kalangan warga Banjarmasin justru mempercayai bahwa Panglima Batur akan segera kembali dan melawan Pemerintah Kolonial Belanda,” tutur Iberahim.

Pria yang juga mendapat gelar Tumenggung Adat Lalawangan Negeri Banjarmasin dari Lembaga Adat Kerajaan Pulau Laut (LAKPL) ini mengungkapkan posisi penjara era kolonial Belanda berdasar peta Banjarmasin tahun 1916 tertulis Gevangenis atau peta tahun 1945 dengan kode 43 berbunyi prison atau penjara. “Kini lokasi itu di kawasan Kantor Pos Besar Banjarmasin, Jalan Lambung Mangkurat seberang Gereja Katedral Banjarmasin,” papar Iberahim.

Sedangkan, peneliti sejarah lainnya, Wajidi Amberi juga mengungkapkan isi pemberitaan Koran De Preager Bode tanggal 14 Juni 1906 selaras dengan informasi yang didapatnya dari keterangan keluarga  A Surya Alamsyah, putra dari istri M Yakub Amin di Jalan Panglima Batur Banjarmasin.

“Beliau mendapat foto asli Panglima Batur dari orangtuanya yang sezaman dengan peristiwa penggantungan Panglima Batur. Makanya, nama Panglima Batur diabadikan menjadi nama jalan di tepi Sungai Martapura di Banjarmasin,” papar Wajidi.

Menurut Wajidi, dulu sebelumnya pemakaman muslimin berada di samping Masjid Jami Lama di pinggir sungai. Kemudian, kerangka jenazah Pangliam Batur dipindah ke Komplek Makam Pangeran Antasari. “Mengapa sumber koran menyebut Pemakaman Kuin, berdasar informasi orang-orang tua dulu yang disebut Kuin adalah wilayah yang membentang dari Kampung Surgi Mufi atau Sungai Jingah hingga perkampungan Muara Kuin sekarang,” papar Wajidi.

Ia menjelaskan dulu Kantor Pos Besar Banjarmasin di era kolonial Belanda merupakan bangunan penjara. Menurut dia, para tahanan terkadanga ditahan di Benteng Tatas atau Markas Polisi Belanda yang kini jadi Kantor Polda Kalsel.

Hal ini juga diperkuat Sekretaris Pusat Kajian Budaya dan Sejarah Universitas Lambung Mangkurat (ULM), Mansyur yang mengungkapkan narasi berita dari Koran De Preanger-Bode tanggal 14 Juni 1906 mengenai pemakaman Panglima Batur berbunyi “Het stoffelijk overschot werd daarna op het kerkhof achter de missigit aan de Kween begraven”.

“Artinya, kurang lebih adalah jenazah tersebut kemudian dikuburkan di belakang masjid di Pemakam Kuin,” papar pria yang akrab disapa Sammy ini.

Siapa Panglima Batur? Dikutip dari Wikipedia, Panglima Batur bin Barui lahir di Buntok Baru, Kecamatan Teweh Selatan, Kabupaten Barito Utara, Provinsi Kalteng pada 1852 dan meninggal di Banjarmasin pada 5 Oktober 1905 dalam umur 53 tahun.

Dari versi buku Pegustian dan Temenggung, Akar Sosial, Politik, Etnis dan Dinasti Perlawanan di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah, 1859-1905 yang ditulis Helius Syamsuddin terbitan Balai Pustaka (2001), Panglima Batur adalah seorang panglima dalam Perang Barito kelanjutan dari Perang Banjar.

Benteng terakhir perlawanan pasukan Banjar-Dayak terhadap Belanda itu berada di Sungai Manawing. Perlawanan hebat pun di bawah komando Sultan Seman dan Panglima Batur yang mendapat bantuan mesiu di Benteng Manawing terhadap pasukan Belanda yang dikomandani Letnan Christofel.

Dengan membawa sebagian besar pasukan Marsose yang berpengalaman di Perang Aceh, pada Januari 1905, Benteng Manawing diserbu. Hingga pertempuran tak seimbang terjadi, akibatnya Sultan Seman pun tertembak dan gugur sebagai kesuma bangsa.

Walhasil, Panglima Batur menjadi pimpinan perjuangan satu-satunya yang bertahan. Karena licin dan sulit ditangkap, Belanda pun memasang perangkap untuk meringkus Panglima Batur. Begitu ada upacara adat perkawinan keponakannya di Kampung Lemo, saat itu keluarga besar Panglima Batur ditahan. Cara licik ini diskenariokan Residen Belanda, van Wear untuk menangkap Panglima Batur dengan menyandera keluarganya.

Berkedok sebuah perundingan di Muara Teweh, Panglima Batur akhirnya ditangkap Belanda. Berstasus sebagai tawanan, akhirnya Panglima Batur dibawa ke meja hijau pada 24 Agustus 1905. Kemudian dibawa ke Banjarmasin dengan kapal untuk menjalani prosesi hukuman gantung yang diterapkan Belanda terhadap para pejuang yang dicap pemberontak.(jejakrekam)

 

Pencarian populer:biografi panglima batur pdf,Jejak Langkah Perjuangan Panglima Batur,Panglima Batur
Penulis Didi GS
Editor Didi G Sanusi
1 Komentar
  1. Gusti mawardi citra berkata

    Mdh2an bnyk lg sejarah para pahlawan tergali

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.