Sepatutnya Pemkot Panggil Pemilik A Hotel Banjarmasin

0

PATAH tumbuh hilang berganti. Kanibalisme melanda industri perhotelan di Banjarmasin. Ada yang mati, ternyata banyak pula tumbuh berkembang hotel-hotel yang ada di ibukota Provinsi Kalimantan Selatan, di tengah menggeliatnya wisata susur sungai.

PENGAMAT ekonomi asal STIE Indonesia, DR Iqbal Firdausi mengakui bisnis atau industri perhotelan tak terlepas dari okupansi yang menandakan sebuah hotel itu tumbuh dan berkembang. Sayangnya, Iqbal melihat justru Banjarmasin sebagai pusat perdagangan, bisnis dan jasa, termasuk pariwisata justru belum punya database soal perhotelan yang akurat.

“Terbukti, kita dikejutkan dengan kabarnya A Hotel Banjarmasin yang sebelumnya dikenal dengan Hotel Arum Kalimantan sepertinya sudah tutup. Padahal, hotel yang berada di jantung kota ini merupakan salah satu ikon Banjarmasin,” ujar Iqbal Firdausi kepada jejakrekam.com, Rabu (3/1/2018).

Dia menggambarkan geliat industri perhotelan di Banjarmasin tumbuh subur, seperti akan berdirinya Hotel Ibis Banjarmasin yang berdekatan dengan Hotel Palm Banjarmasin. Atau, hotel-hotel berbintang dan hotel melati juga berdiri di ruas-ruas jalan non protokol.

“Satu gambaran dari potensi pendapatan sebuah hotel yang berjaringan ternyata dalam satu bulan bisa menghasilkan uang hingga Rp 1 miliar per bulan. Nah, pendapatan dari hotel ini tentu sangat menggiurkan, sehingga banyak investasi perhotelan di Banjarmasin yang kian menjamur,” tutur Wakil Ketua III STIE Indonesia ini.

Nah, menurut Iqbal Firdausi, jika hanya satu hotel bisa menghasilkan laba hingga Rp 1 miliar, tentu pembayaran pajak hotel sebesar 10 persen berarti Rp 100 juta bisa disumbang satu hotel bagi kas Pemkot Banjarmasin.

“Ini belum lagi jika hotel ini merupakan jaringan hotel internasional dan nasional. Tentu, penghasilannya juga besar dan tentu akan menggerakkan roda perekonomian di Banjarmasin,” papar magister jebolan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh ini.

Iqbal pun mengaku miris, jika ternyata manajemen A Hotel Banjarmasin itu terlilit masalah, hingga akhirnya bangunan megah yang berada di pusat kota itu terkesan tak terawat. “Saran yang diajukan anggota DPRD Kalsel yang juga mantan Wagub HM Rosehan NB itu sangat bagus. Setidaknya, pihak berkompeten apakah Pemprov Kalsel atau Pemkot Banjarmasin bisa segera mengambil langkah penyelamatan A Hotel Banjarmasin,” tuturnya.

Dia mencontohkan ketika Hotel Barito yang sempat meredup, namun akhirnya beralih manajemen bisa eksis kembali lewat nama barunya Hotel Aria Barito. “Bagaimana pun, jika Banjarmasin sudah menahbiskan diri sebagai kota perdagangan dan jasa, termasuk kota pariwisata, maka bisnis hotel dan restoran atau rumah makan menjadi bagian terpenting dalam menggerakkan perekonomian,” cetus doktor lulusan Universitas Merdeka Malang ini.

Untuk itu, Iqbal juga menyarankan agar Pemkot Banjarmasin yang menerbitkan izin sudah sepatutnya memanggil owner (pemilik) A Hotel Banjarmasin agar bisa diketahui persis duduk persoalan yang terjadi. “Bagaimana pun, A Hotel Banjarmasin yang dulunya Hotel Arum Kalimantan itu adalah salah satu ikon kota. Bahkan, ketika saya berada di Banda Aceh, orang-orang di sana justru mengenal Hotel Arum Kalimantan sebagai salah satu hotel bergengsi di Banjarmasin. Sayang jika akhirnya hotel itu dibiarkan tutup,” katanya.

Apalagi, menurut Iqbal, A Hotel Banjarmasin sangat berkelindan dengan berkelindan dengan view kota, khususnya dekat dengan bundaran Jalan Pangeran Samudera-Jalan Lambung Mangkurat yang merupakan pusat perkantoran dan area bisnis kota.

“Saya rasa saran untuk melibatkan Bank Kalsel dalam pembiayaan hotel juga sangat bagus. Namun, sekali lagi, semua ini tergantung kemauan politik Pemkot Banjarmasin dalam menggerakkan roda perekonomian, termasuk bisnis perhotelan. Sebab, bagaimana pun jika hotel itu tumbuh berkembang, maka bisa menyerap tenaga kerja serta menopang pertumbuhan ekonomi Banjarmasin,” tutur Iqbal.

Sementara itu, Kabid Pengembangan Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Banjarmasin, Mokhamad Khuzaimi mengakui posisi A Hotel Banjarmasin atau Hotel Arum Kalimantan sangat strategis karena terletak di jantung kota.

“Idealnya, hotel tersebut dapat berkembang dan mampu bersaing dengan hotel-hotel lainnya. Tentu saja, yang hal harus dilakukan adalah renovasi atau bekerjasama dengan pemodal lainnya,” kata Jimie, sapaan akrab pejabat Pemkot Banjarmasin ini.

Menurut Jimie, saat ini wisata susur sungai dan Pasar Terapung Banjarmasin sudah menjadi trend dan daya tarik bagi wisatawan untuk datang ke ibukota Provinsi Kalimantan Selatan. “Sebagai daerah tujuan wisata yang utama di Kalsel, tentu peluang semacam ini bisa menghidupkan kembali Hotel A Banjarmasin,” ucap Jimie.

Dari sisi inovasi, Jimie pun melihat peluang yang bisa dikembangkan di salah sudut A Hotel Banjarmasin adalah berdiri pusat jajanan atau kuliner khas Banua. “Nah, dengan fasilitas itu bisa menjadi wahana pelengkap wisata Banjarmasin,” imbuhnya.(jejakrekam)

Penulis : Didi GS/Asyikin

Editor   : Didi GS

Foto      : Asyikin

 

Pencarian populer:https://jejakrekam com/2018/01/03/sepatutnya-pemkot-panggil-pemilik-a-hotel-banjarmasin/,pemilik arya barito,Pemilik Hotel Arum Banjarmasin

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.