Rosehan : Siapapun Ketua Terpilih Harus Satukan NU

0

DISEBUT-sebut sebagai salah satu kandidat yang akan maju sebagai calon Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kalimantan Selatan, HM Rosehan Noor Bachri mengaku bukanlah hal baru. Sebab, sebelumnya, mantan Wakil Gubernur Kalsel ini sempat mewacanakan maju pada pemilihan ketua dalam Konferensi Wilayah (Konferwil) NU pada 2012 silam.

NAMUN, ketika itu, diakui Rosehan yang kini anggota DPRD Kalsel dari Fraksi PDIP ini tak mengantongi restu dari seorang kiai atau ulama berpengaruh di Banua. Atas dasar itu, Rosehan pun mengurangkan niat untuk menjadi calon ketua ormas Islam terbesar.

“Tahun ini, kawan-kawan di NU, mendesak lagi untuk mengusulkan saya. Saya mau maju sebagai calon asalkan mendapat restu dari tiga orang. Yaitu, ibu saya dan dua orang kiai yang jaraknya satu jam dari sini dan empat jam dari Banjarmasin. Mudah-mudahan mereka memberikan restu. Kalau mereka tidak memberi restu buat apa saya maju sebagai calon,” papar Rosehan kepada jejakrekam.com di kediamannya di Jalan S Parman Banjarmasin, Kamis (9/11/2017) malam.

Rosehan yang juga tercatat dalam A’wan PWNU Kalsel ini menyebut siapapun nantinya yang terpilih menjadi ketua harus bisa menyatukan elemen NU kembali. Meski bakal maju sebagai calon ketua, Rosehan mengatakan siapapun yang terpilih dalam Konferwil NU Kalsel di Gedung Dakwah NU, Jalan Achmad Yani Km 12,5 Gambut pada 22 Desember 2017 nanti adalah sosok nahdliyin yang terbaik.

Hanya saja, ia berpesan agar bersama-sama untuk membesarkan NU. “Kalau ada yang lebih bagus silahkan maju, apalah saya ini cuma orang yang mau mengabdi untuk NU,” ucapnya. Secara pribadi, Rosehan mengaku banyak pekerjaan rumah (PR) yang akan diselesaikannya jika menjadi ketua adalah melakukan konsolidasi. Sebab, menurut mantan Ketua DPW PKB Kalsel ini, NU pernah sangat solid dan kompak, bahkan disegani di Kalimantan Selatan.

“Bayangkan saja, sekelas Gus Dur (KH Abdurrahman Wahid) selalu membanggakan Kalsel sebagai gudangnya NU, serta Kitab Sabilal Muhtadin yang sudah mendunia. Mengapa bukan orang Kalsel yang membanggakan daerah, justru orang lain?” cetus Rosehan.

Namun, cerita kebanggaan Kalsel sebagai basis NU itu dinilai Rosehan telah berkurang seiring waktu. “Makanya, oang yang ingin mengabdi harus dirangkul. Kemudian, PR lainnya adalah semua permasalahan harta NU harus dijaga. Jangan dijual, diperalat atau dimakan. Kalau sampai demikian, tunggu qhisasnya (hukumannya) bisa lumpuh,” katanya.

“Tugas terakhir yang harus dijalankan adalah pengembangan teknologi dan pendidikan, seperti pengembangan kampus Universitas Nahdlatul Ulama Kalsel (UNUKASE). Kalau itu tidak dijaga, tentu malu sama Pak Syarbani Haira (Ketua PWNU Kalsel sekarang, red) yang sudah membangun dan merintis perguruan tinggi itu,” tuturnya lagi.(jejakrekam)

Penulis : Wan Marley

Editor   : Didi G Sanusi

Foto     : Didi GS

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.