Kampus di Kalsel Kompak Lawan Radikalisme

0

HARI Sumpah Pemuda yang jatuh pada 28 Oktober 2017 mendatang dijadikan momentum seluruh perguruan tinggi dan mahasiswa di Kalimantan Selatan untuk menyerukan aksi melawan radikalisme. Deklarasi kebangsaan ini sedikitnya akan diikuti 25 ribu mahasiswa se-Kalimantan Selatan.

DALAM kuliah akbar nantinya, dikeluarkan pernyataaan sikap untuk memerangi radikalisme, terkhusus di lingkungan kampus. Anggota Steering Committee Deklarasi Kebangsaan, DR Murakhman Sayuti Enggok, memperkirakan ada 10 ribu mahasiswa dan elemen kampus dari berbagai perguruan tinggi di Banjarmasin, dan 10 ribu mahasiswa dari kampus di Banjarbaru yang bergabung dalam aksi tersebut.

“Jika tempatnya sudah fix, kemungkinan deklarasi kebangsaan ini akan diikuti lebih dari 10 ribu orang,” ucap Sayuti Enggok di sela Rapat Koordinasi Aksi Kebangsaan Perguruan Tinggi Melawan Radikalisme dalam persiapan kuliah akbar di Gedung Kopertis Wilayah XI Kalimantan, Banjarmasin, Kamis (12/10/2017).

Ia mengatakan ada pola baru untuk lebih memasyarakatkan Pancasila kepada mahasiswa. Sebab, menurut dia, dua jam per minggu untuk mata kuliah Pancasila dan Kewarganegaraan, masih dirasa kurang. ”Kurikulum sudah ada tapi harus diperkuat. Ke depan, ada pusat kajian untuk memperkuat Pancasila. Namun, saat ini, belum disusun pola apa yang akan dilakukan,” tutur Ketua STIA Bina Banua Banjarmasin ini.

Senada itu, Koordinator SC Kalsel, Prof DR HM Hadin Muhjad mengakui acara yang dihelat di Banjarmasin menindaklanjuti aksi serupa di Bali. ”Isu berkembang di Indonesia bahwa radikalisme sudah menyusup perguruan tinggi. Yang dimaksud radikalisme adalah mencapai tujuan dengan kekerasan. Makanya, potensi radikalisme harus dilawan. Dari sini, timbul kesepakatan beberapa perguruan tinggi di Bali, dilanjutkan mahasiswa di daerah,” ujar Rektor Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Kalsel ini.

Dia mengungkapkan pada Sabtu (28/10/2017) nanti secara nasional, ada 3,4 juta mahasiswa yang menyampaikan deklarasi. “Untuk di Kalsel, ada 52 perguruan tinggi yang diundang, namun yang hadir hanya 37 perwakilan. Tentunya, kami akan menghubungi 15 perguruan tinggi yang absen pada hari ini,” ucap guru besar Fakultas Hukum Universitas Lambung Mangkurat (ULM) ini.(jejakrekam)

Penulis : Wan Marley

Editor   : Didi G Sanusi

Foto      : Wan Marley

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.