Jaga Fender Jembatan, Optimalkan Peran Kapal Pandu

0

IBARAT jalan tol, Sungai Barito yang menghubungkan Kalimantan Selatan hingga pedalaman Kalimantan Tengah menjadi akses penghubung moda transportasi sungai. Begitu program ‘daratisasi’ menyapa, dua buah jembatan megah pun dibangun yakni Jembatan Barito dan Jembatan Rupiang yang berada di Kabupaten Barito Kuala (Batola).

SAYANGNYA alur Sungai Barito yang menjadi lalu lintas tongkang pengangkut batubara ini kerap mengancam keberadaan dua jembatan berstruktur beton dan baja itu, akibat fender sangat rawan tertabrak. Insiden pun pernah terjadi pada medio Oktober 2016 silam, yang sempat bergeser dari titik koordinat usai ditabrak tongkang pengangkut emas hitam ini.

“Makanya, fungsi kapal pandu itu harus dimaksimalkan di perairan Sungai Barito, khususnya ketika melintas bawah Jembatan Rumpiang dan Jembatan Barito,” kata anggota Komisi III DPRD Kalimantan Selatan, Ismail Hidayat kepada jejakrekam.com, Minggu (9/7/2017).

Dia mendesak agar otoritas pengawas perairan di Kalsel betul-betul mengoptimalkan dan memaksimalkan peran kapal pandu, sehingga insiden tongkang batubara atau kapal lainnya menabrak besi penyangga jembatan tak terjadi lagi. “Saya juga mempertanyakan kelanjutan kasus penabrakan fender Jembatan Rumpiang, sampai di mana bentuk tanggungjawabnya?  Bagaimana pun dua jembatan itu merupakan aset nasional yang ada di daerah, sehingga harus dipelihara dengan baik,” ucap legislator PPP ini.

Terpisah, mantan Kepala Satuan Kerja (Setker) I Balai Jalan dan Jembatan Wilayah VI Kalimantan, yang kini pindah ke Satker II, H Muntaal Badrun mengungkapkan insiden tertabrak telah ditindaklanjuti perusahaan tongkang dengan ganti rugi hampir Rp 5 miliar. “Tidak lama setelah ditabrak saat itu kita sudah perbaiki dengan yang baru,” kata Muntaal.

Dia berharap  agar Pemkab Batola bisa memaksimalkan pemanduan bagi setiap tongkang yang melintas di kawasan perairan tersebut dengan mengerahkan kapal pandu baik di muka maupun di belakang atau secara asis. “Supaya seimbang saya minta sebaiknya kapal pandu harus ada di muka dan juga ada di belakang. Sebab jika di muka saja, maka di belakang atau buritan bisa lari karena arus dan berpotensi menyenggol fender,” tandasnya.(jejakrekam)

Penulis : Igam

Editor   : Fahriza

Foto     : Fotokita

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.