Masa Toleransi Berakhir, 30 Warung Jablay Dibongkar

0

SEDIKITNYA 30 warung jablay dibongkar paksa petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP)  Kabupaten Tabalong. Ada tiga desa yang selama ini bercokol warung remang-remang yakni di Desa Padang Panjang, Desa Laburan dan Desa Warukin, Kecamatan Tanta, langsung digaruk dengan alat berat.

PELAKSANA Tugas Kepala Dinas Satpol PP Tabalong, H Ismail Syafei mengatakan hari pertama ini langsung dirobohkan dengan alat berat puluhan warung jablay sudah mendapat surat peringatan (SP) 3.  “Eksekusi pada hari ini berjalan lancar, meskipun sedikit dramatis. Ada pemilik warung jablay yang meminta agar warungnya jangan dihancur,” ujar Ismail Syafei kepada jejakrekam.com di sela-sela memantau proses eksekusi warung jablay di Kecamatan Tanta, Senin (22/5/2017).

Meski sudah diminta para pemilik warung, petugas Satpol PP yang dikawal aparat kepolisian, TNI dan Denpom tetap melancarkan aksi pembongkarannya.  “Batas akhir SP-3 sudah berakhir pada hari ini. Bila bangunannya tak dibongkar senidir, terpaksa petugas yang akan membongkarnya,” cetus Ismail Syafei.

Ia menegaskan toleransi waktu sudah diberikan kepada pemilik warung jablay, bahkan sudah berlangsung lama. Menurutnya, jarak waktu antara SP-1 hingga SP-3 adalah lebih dari empat bulan, belum termasuk toleransi waktu pembongkaran memakan dua pekan lebih. “Ternyata, masa toleransi itu tak diindahkan dan dimanfaatkan para pemilik warung jablay,” kata Ismail Syafei. “Eh, malah mau sudah dibongkar, baru minta dikasihani. Kami kan sudah menyuruh membongkar sendiri.”

Salah seorang pemilik warung jablay, Nemy (35 tahun) menilai aparat Satpol PP bertindak semena-mena. “Saya sudah meminta kepada mereka agar warung saya jangan dihancur. Saya bisa membongkar sendiri,” ucapnya. Mengapa masa toleransi tak digunakan untuk membongkar sendiri? Nemy berdalih belum bisa membongkar karena tukang yang ditugaskan belum datang.

Terpisah, Ketua RT 2 Desa Padang Panjang, Mahliani mengaku mendukung tindakan tegas yang diambil pemerintah daerah. “Dengan dibongkarnya warung jablay ini, kami merasa terbantu. Sebab, keberadaannya sudah meresahkan warga. Banyak para istri khawatir suaminya bermain di warung jablay. Semoga ini menjadi efek jera bagi pemilik dan penjaga warung,” imbuhnya.(jejakrekam)

Penulis   : Hery Yusminda

Editor     : Didi G Sanusi

Foto        : Hery Yusminda

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.