Lestarikan Baca Kitab Kuning Lewat MQK VI se-Kabupaten HSU

0

TRADISI baca kitab kuning atau Arab gundul terus dilestarikan.  Pada Sabtu (6/5/2017), Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU) menggelar Musabaqah Qira’ati Kutub (MQK) VI yang dibuka langsung Wakil Bupati HSU Husairi Abdi di Pondok Pesantren (Ponpes) Darussalam, Muara Tapus, Kecamatan Amuntai Tengah.

KETUA Panitia MQK VI Tingkat Kabupaten HSU, Ustadz Busri Hamdan dalam laporannya mengungkapkan kegiatan musabaqah tahun 2017 ini diikuti sebanyak 10 ponpes se-Kabupaten HSU dengan jumlah peserta sebanyak 85 orang  terdiri tingkat ulya 82 orang atau total peserta mencapai 177 santri ponpes.

Sedangkan, Pengasuh Ponpes Darussalam Muara Tapus, KH Mahli Hamdan mengucapkan terima kasih Kementerian Agama menujuk tempatnya sebagai tuan rumah dan pelaksanaan kegiatan musabaqah.  “Semoga santri bisa meningkatkan pengetahuan untuk penguatan karakter dan kepribadian bangsa bisa wujudkan dengan baiak,”  ucap KH Mahli Hasan.

Sedangkan, Kepala Kemenag Kabupaten HSU yang diwakili H Nasrullah mengatakan, ponpes merupakan lembaga pendidikan tertua di Indonesia yang mempunyai tugas mencetak ulama, dan cendikiawan muslim. “Kegiatan ini bertujuan mendorong dan meningkatkan kemampun santri dalam mempelajari kitab kuning, di masa sekarang, ada kekhawatiran karena banyaknya ulama yang telah meninggal dunia. Maka dari itu, dengan kegiatan ini diharapkan dapat mencetak generasi yang mempunyai kemampuan dan ilmu agama,” tutur Nasrullah.

Ia membeberkan, di masa sekraang telah banyak lahirnya undang-undang tentang pendidikan di pesantren, maka diharapkan para santri kelak akan menjadi bagian penting dalam memajukan agama dan negara. “Lomba baca kitab kuning ini, bukan hanya sebatas lomba, namun menjadikan sarana untuk meningkatkan ke imanan dan ketakwaan kepada Allah SWT, juga sebagai media untuk menjalin silaturahmi dan peningkatan mental pemahaman tentang kitab kuning,” tuturnya.

Sementara itu, Wakil Bupati HSU H Husairi Abdi Lc menyambut baik terselenggaranya lomba baca kitab kuning ini. Menurutnya, lomba tersebut harus menjadi sarana silaturahmi santri dari pondok pesanteran lainnya, untuk meningkatkan ilmu para santri. Mantan anggota DPR RI ini berpesan, di era globalisasi ini, harus selalu berpegang teguh terhadap Alqur’an dan Alhadist sebagai dasar hukum dan keimanan. “Dua sumber itu merupakan petunjuk dan pembeda antara yang hak dan yang batil,” pungkasnya.(jejakrekam)

Penulis  : Muhammad Yusuf

Editor    : Didi G Sanusi

Foto       :  Muhammad Yusuf

 

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.