Banjarmasin Relatif Aman, Sayang Sungai Martapura Masih Kotor

0

LIBUR panjang (long end) dimanfaatkan warga Banjarmasin dan sekitarnya untuk memadati area siring yang ada di tepian Sungai Martapura, baik di ruas Jalan Piere Tandean maupun kawasan Jalan Jenderal Sudirman, Sabtu (15/4/2017) malam. Pernak-pernik lampu warna-warni serta denyut sungai yang membelah ibukota Provinsi Kalimantan Selatan ini menjadi suguhan wisata tersendiri bagi para pengunjung.

DERETAN sepeda motor dan mobil yang parkir di kawasan siring Titik Nol Kilometer Banjarmasin di Jalan Jenderal Sudirman, tampak memajang. Begitupula, di kawasan Siring Tendean dengan pasar terapung malam, hingga meluber ke kawasan Patung Bekantan yang menjadi ikon Banjarmasin tersebut.

“Dibandingkan dengan kota-kota lainnya di Pulau Jawa, Banjarmasin memang relatif aman. Biasanya, kalau malam hari, terlebih lagi di tempat keramaian seperti di kawasan siring ini, biasanya banyak tangan jahil seperti copet dan lainnya. Tapi di sini, sejak sore hingga malam hari, saya merasa sangat aman bersama suami untuk liburan panjang,” ujar Vivin, warga Ponorogo, Jawa Timur yang mengaku sudah dua kali berkunjung ke Banjarmasin kepada jejakrekam.com, Sabtu (15/4/2017) malam.

Ia juga membandingkan dengan liburan ke Kota Surabaya, Jawa Timur, suasana Banjarmasin memang lebih khas dengan view sungai yang telah tertata. “Sayang, Sungai Martapura ini masih banyak sampah. Padahal, kalau sampah yang ada di sungai ini bisa teratasi, saya rasa sungai ini tak akan kalah dengan sungai-sungai yang ada di luar negeri,” kata Vivin.

Menurutnya, akses jalan dan moda transportasi bagi para wisatawan seperti dirinya juga perlu dibenahi, khususnya rambu-rambu serta peta petunjuk jalan yang belum ada di kawasan siring sepanjang Sungai Martapura tersebut. “Saya sempat bingung, arah jalannya menuju ke mana. Saya juga takut kalau jalan agak cepat, karena akses jalan yang ada harus berbagi dengan pengguna sepeda. Lagipula, lalu lintasnya di sini memang cukup semrawut,” tutur Vivin.

Mengenai kuliner di malam hari di Banjarmasin, Vivin mengaku memang lebih enak, meskipun bagi lidah warga Jawa Timur kebanyakan lebih suka rasa yang pedas. “Tapi, masih bisa dinikmati. Saya sendiri berharap suasana sungai yang dijual di malam hari ini harus terus ditingkatkan,” ujarnya.

Sementara itu, kontraktor Taman Siring Titik Nol Kilometer Banjarmasin, Chandra Bayu mengaku gembira karena pekerjaan berikut desain dan konsep taman yang telah rampung digarap perusahaannya itu, ternyata mendapat penilaian yang baik dari pemerintah pusat. “Saya gembira ketika Taman Siring Titik Nol Kilometer Banjarmasin ini ternyata akan ditiru sejumlah kota yang ada di Indonesia. Gembiranya lagi, sekarang Taman Siring Titik Nol Kilometer Banjarmasin menjadi salah satu ikon wisata sungai yang baru di kota ini,” kata Cacan, sapaan akrab mantan anggota DPRD Banjarmasin ini.(jejakrekam)

Penulis   : Didi G Sanusi

Editor    : Didi  G Sanusi

Foto       :  Didi G Sanusi

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.