Saat Panen Raya, Petani Kalimantan Tengah Malah Merugi

0

SEJATINYA saat memasuki musim panen raya, petani padi di Bumi Tambun Bungai, dapat bergembira menikmati hasil kerja kerasnya selama ini dari menanam padi. Ironisnya, ternyata banyak petani yang menanggung kerugian cukup besar, karena harga jual gabah turun.

“APAKAH kondisi pasar memang seperti itu atau kualitas panen yang rendah sehingga pada saat panen raya harga gabah jadi turun. Hal inilah yang menyebabkan beberapa indikasi petani di subsektor pangan nilai tukar rendah sekali,”kata Kepala Bidang Statistik Distribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Kalimantan Tengah, Bambang Supriyono, di Palangkaraya, Senin (3/4/2017).

Adapun penyebabnya, beber Bambang, lantaran harga jual gabah petani turun drastis di bawah harga pembelian pemerintah yang sudah ditetapkan. Padahal selama ini,  pemerintah telah berupaya selalu melakukan revisi harga pembelian pemerintah yang setiap tahun dilakukan. Sayangnya, cara itu tidak cukup efektif untuk mendongkrak petani meningkatkan kualitas padi yang ditanamnya.

“Pantauan setiap bulan yang kami lakukan kecenderungannya, sektor pertanian masih lebih rendah dibandingkan subsektor lainnya,” ucap Bambang. Namun satu hal yang menggembirakan, diungkapkan Bambang bahwa nilai tukar untuk sub sektor perikanan cukup baik. Walau berasal dari perikanan tangkap yang tergantung musim. Jika iklim bersahabat, produksi akan baik. Tetapi sebaliknya,  apabila iklim tidak mendukung, produksi akan anjlok.

“Tetapi sebenarnya ada upaya yang bisa kita upayakan untuk mempercepat bagaimana peningkatan produktivitas dalam budidaya. Saya kira untuk Kalteng tidak terlalu sulit jika.dibandingkan Sulawesi yang sehari-hari ikan laut, karena di Kalteng konsumsi ikan air tawar,” tuturnya.

Dijelaskan Bambang, untuk nilai tukar petani (NTP) Provinsi Kalimantan Tengah selama Maret 2017 sebesar 100,14 persen turun 0,37 persen dibanding NTP bulan Februari 2017.  Hal ini dipengaruhi oleh merosotnya NTP subsektor peternakan 0,91 persen, tanaman pangan 0,56 persen, hortikultura 0,51 persen dan perikanan 0,41 persen.

Di sisi lain penurunan NTP juga dipengaruhi oleh merosotnya nilai tukar pada subsektor peternakan sebesar 0,91 persen. Tanaman pangan 0,56 persen, hortikultura 0,51 persen dan perikanan 0,41 persen. Sedangkan subsektor tanaman perkebunan rakyat meningkat 0,07 persen.(jejakrekam)

Penulis  :  Tiva Rianthy
Editor    :  Didi G Sanusi
Foto      :  Tiva Rianthy

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.