Foto : Istimewa
KONTROVERSI gelaran senam zumba di depan Masjid Raya Sabilal Muhtadin saat car free day (CFD) atau hari bebas berkendaraan di Jalan Jenderal Sudirman, Minggu (30/9/2018) pagi, makin menggelinding.
APALAGI, senam massal dengan hentakan musik agak keras itu juga diikuti puluhan hingga ratusan peserta yang berolahraga di pagi hari di kawasan pusat Kota Banjarmasin.
Salah satu tokoh Aliansi Muslim Banua (AMB), Sukhrowardi menilai tak ada masalah berolahraga di mana pun, sepanjang tidak mengusik ketentraman masyarakat.
“Kita tahu kan bagaimana pandangan masyarakat Banua mengenai Masjid Raya Sabilal Muhtadin sebagai simbol kebanggaan umat Islam di Kalsel, khususnya Banjarmasin. Ya, dengan menggelar senam zumba walaupun di jalan, depan masjid tapi masyarakat menganggap itu bukanlah hal yang pantas,” ucap Sukhrowardi kepada jejakrekam.com, Minggu (30/9/2018).
Ia menyesalkan panitia penyelenggara memilih jalan depan masjid Sabilal Muhtadin sebagai venue senam zumba.
Terpisah, Wakil Ketua Badan Pengelola (Banlo) Masjid Raya Sabilal Muhtadin, Prof Dr H Abrani Sulaiman mengaku tidak tahu menahu acara senam zumba yang kabarnya digelar Sky Pavillon Grand Banua.
“Hal ini, kita jadikan sebagai pelajaran agar ke depan, tidak terulang lagi,” jelas akademisi ULM.
Sementara itu, Walikota Banjarmasin H Ibnu Sina merespon protes warga kota dan warganet tentang senam zumba di depan Masjid Raya Sabilal Muhtadin, saat car free day (CFD), Minggu (30/9/2018) pagi, dengan memanggil panitia penyelenggara pada Senin (1/10/2018) besok untuk diminta klarifikasi.
“Terkait banyaknya PR acara senam bersama oleh panitia Sky Pavilion Grand Banua. Info sementara panitia mengakui tidak ada pemberitahuan ke Satpol PP Kota Banjarmasin, juga tidak ada ke Polresta Banjarmasin,” tulis Ibnu Sina di dinding facebook pribadinya.
Ia memahami maksud panitia untuk meramaikan kegiatan car free day, namun suasana kondusifitas kota yang terkesan terabaikan. “Semoga Banjarmasin tetap aman damai,” tutup Ibnu Sina.(jejakrekam)