Foto : Deden
BUNUH diri dengan cara menggantung lewat seutas tali belakangan ini makin tinggi intensitasnya di Banjarmasin. Kali ini pada Senin (9/7/2018) pagi, sekitar pukul 08.00 Wita, seorang polisi yang bertugas di Satlantas Polresta Banjarmasin ini, ditemukan tewas gantung diri di teras PAUD/TK Kemala Bhayangkara di Jalan Gunung Sari, Banjarmasin Tengah
BELUM diketahui pasti motif dan penyebab anggota polisi bernama Aiptu Tarigan ini, nekat mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri. Begitu mendapat laporan, polisi langsung menuju tempat kejadian perkara. Kejadian ini menjadi perhatian para petinggi di jajaran Polda Kalsel, terlihat Kapolresta Banjarmasin Kombes Pol Sumarto, Direskrimum Polda Kalsel Kombes Pol Sofyan Hidayat dan Kapolsek Banjarmasin Tengah AKP Sigit Prihartono, mendatangi lokasi.
Namun, tak satu pun petinggi kepolisian tersebut memberikan keterangan kepada wartawan. Bahkan, wartawan dilarang mendekat ke lokasi gantung diri Aiptu Tarigan. Warga setempat bernama Sandy mengaku melihat jasad anggota polisi ini, tergantung dengan kaki menyentuh lantai dan dengkul tertekuk. “Lehernya terikat tali. Kaya tali jemuran,” kata Sandy. Dia mengenal almarhum sebagai sosok polisi yang baik dan ramah dengan tetangga.
Usai diturunkan dari tali jemuran yang menggantung jasadnya, jenazah lagnsung dievakuasi ke kamar jenazah RSUD Ulin Banjarmasin. Tim medis dan Inafis Polda Kalsel tengah memeriksa secara detail untuk mengetahui penyebab kematiannya.
Sebelumnya, Minggu (8/7/2018) seorang ibu dua anak berusia 32 tahun di Kompleks Jamrud VI, Jalan Padat Karya, Kelurahan Sungai Andai, Kecamatan Banjarmasin, juga ditemukan tewas gantung diri. Rentetan kejadian ini makin memprihatinkan. Aktivis muda yang juga pegiat LSM ini, Syahmardian mengakui tingginya angka kasus bunuh diri di Banjarmasin harusnya disikapi semua pihak. “Apakah tingginya kasus bunuh diri ini terkait dengan makin tingginya tekanan hidup yang dihadapi warga Kota Banjarmasin,” ucap Syahmardian.(jejakrekam)