Gedung Utama Kampus Baru Uniska Diberi Nama Gedung Paman Birin

0

UNIVERSITAS Islam Kalimantan (Uniska) Muhammad Arsyad Al-Banjari memiliki gedung kampus baru. Gedung di Jalan Trans Kalimantan, Barito Kuala, diperuntukkan menambah ruang kuliah bagi mahasiswa dan menjadi solusi masalah perparkiran yang selama ini membelit Kampus Hijau.

DIMULAINYA pembangunan gedung kampus ditandai peletakkan batu pertama oleh Gubernur Kalimantan Selatan, Sahbirin Noor, disaksikan Bupati Batola, yayasan, rektor, dekan, dosen Uniska, serta civitas akademika Uniska, Sabtu (5/5/2018).

Sahbirin Noor mengucapkan terimakasih kepada yayasan dan seluruh civitas akademika Uniska yang berupaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan sumber daya manusia melalui perguruan tinggi dengan membangun infrastruktur.

“Ini tidak lepas dari peran serta dari rakyat dan masyarakat. Tentunya saya akan mendukung semampunya, karena kebetulan saya alumni Uniska. Saya sangat bangga sekali apabila almamater saya mempunyai kemajuan,” ucapnya.

Sahbirin berharap dengan adanya kampus baru ini bisa membuat suasana belajar dan aturan pendidikannya bisa lebih nyaman dan lebih baik lagi.

Menurut Sahbirin, peran alumni diharapkan punya rasa bangga terhadap almamaternya, karena, bagi dia, kebanggaan pernah kuliah di Uniska itu akan melahirkan rasa kebersamaan.

“Prinsipnya adalah gotong royong, bahu membahu. Saya yakin apa yang diharapkan Uniska baik yayasan maupun rektorat bisa terkabul,” ujarnya.

Bupati Barito Kuala Noormiliyani mengatakan, bahwa dirinya baru saja menghadiri peresmian gedung Universitas Muhammadiyah Banjarmasin di kawasan Alalak, dilanjutkan pembangunan kampus baru milik Uniska.

“Mudah-mudahan ini menjadi pintu gerbang bagi masuknya investor ditingkat pendidikan di Barito Kuala. Masih banyak lahan kosong yang dapat dimanfaatkan untuk fasilitas pendidikan maupun kesehatan, sebab visi kita tujuannya mengarah kesana, membangun desa, menata kota,” katanya.

Sementara itu, Yayasan Uniska Gusti Irhamni mengungkapkan untuk realisasinya sudah dipasang pondasi. Pertama yang dibangun yaitu gedung utama yang dinamai Gedung Paman Birin dengan anggaran dana Rp 7 miliar.

“Total anggaran yang digunakan sebanyak Rp 35 miliar melalui sumber dana dari donatur dan anggaran pendapatan dan belanja universitas (APBU). Dengan luas 2 hektare yang bisa menampung lebih dari 17 ribu mahasiswa,” katanya.

Rektor Uniska Abdul Malik membeberkan bahwa ini adalah salah satu bentuk Uniska mengembangkan sarana dan prasarana, yaitu dalam pembangunan kampus yang baru.

“Karena kampus yang sekarang tidak memenuhi kapasitas sehingga perlu adanya pengembangan kampus. Harapan kami disini adalah kampus utamanya untuk program SI. Untuk di Jalan Adhyaksa itu diproyeksikan untuk pasca sarjana,” jelasnya.

Kampus utama ini, menurutnya, dibuat secara bertahap, seperti gedung untuk wisuda, ruang pertemuan, asrama mahasiswa dan lain sebagainya.

“Disini kan luasan kampusnya dua hektare dulu yang akan dibangun, selanjutnya akan dilakukan perluasan,” ujarnya.

Malik mengatakan bahwa Uniska memiliki 21 program studi dengan kualitas keseluruhan program studi yang lama sudah terakreditasi, bahkan sudah mencapai akreditasinya B.

“Yang baru-baru ini mau kita ajukan reakreditasi supaya mendapatkan akreditasi yang memang standar dari target Uniska minimal akreditasinya B,” katanya.

Meski demikian, Malik mengakui bahwa PTS tidak bisa disamakan dengan PTN. Baginya, perguruan tinggi yang didirikan oleh masyarakat dalam pembangunan dianggapnya sulit. Akan tetapi, harapannya Uniska bisa menyamai PTN di Banjarmasin dengan kualitas yang diluluskan.

“Dengan melihat pembangunan kampus baru ini, daya tampung kita akan lebih baik dan sarana prasarana sumber belajar, sedikit demi sedikit akan kita pindah ke kampus baru ini,” ujarnya.

Selain itu, dengan adanya kehadiran PTS baru dari tahun ke tahun, Malik menyatakan tetap menjaga kualitas agar lulusan Uniska tidak kalah saing dengan PTS yang lainnya.(jejakrekam)

Penulis Arpawi
Editor Andi Oktaviani

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.