Kok, Kawasan Pusat Kota Dijejali dengan Empat Jembatan

0

KESAN pembangunan hanya terepisentrum di pusat Kota Banjarmasin ini tergambar dengan adanya dua rencana pembangunan jembatan yang membentang di atas Sungai Martapura, menghubungkan Siring Sudirman dan Siring Tendean.

SETIDAKNYA, pusat kota di seputaran kawasan Masjid Raya dan Gubernuran Kalimantan Selatan di Banjarmasin sudah berdiri dua jembatan, yakni Jembatan Merdeka dan Jembatan Pasar Lama. Kini, ada ditambah lagi dua jembatan baru. Satu dibangun Pemkot Banjarmasin untuk jembatan penyeberangan orang (JPO) berbahan kuat kaca transparan dan rangkai baja. Satunya lagi akan dibangun Pemprov Kalimantan Selatan.

Seakan saling kejar, Pemprov Kalsel sudah berencana membangun jembatan flying fox sebagai penunjang kawasan Taman Tugu Nol Pal Banjarmasin ke Menara Padang. Eh, ternyata Pemkot Banjarmasin juga punya rencana serupa dengan lokasi yang hampir berdekatan, tepatnya di depan Hotel Batung Batulis.

“Ruang kosong yang ada di antara Jembatan Merdeka dan Jembatan Pasar Lama ini sepertinya jadi rebutan antara Pemprov Kalsel dan Pemkot Banjarmasin.  Pembangunan dua jembatan dari kedua pemerintah daerah ini padahal tidak mendesak dan belum dibutuhkan publik,” ucap pengamat perkotaan Subhan Syarief kepada jejakrekam.com, Senin (11/12/2017).

Jebolan magister teknik ITS Surabaya ini mengatakan jika diukur dari jarak antara Jembatan Merdeka dan Jembatan Pasar Lama, jelas tidak terlalu jauh, sehingga ada kesan jika dua jembatan baru dibangun akan makin memadatkan kawasan pusat kota.

“Kita mendukung upaya untuk memoles kawasan pusat ini dengan wisata susur sungai sebagai andalan. Namun, rencana itu tidak akan menambah daya tarik kawasan, kalau nantinya dua jembatan sekaligus dibangun, hingga nantinya ada empat jembatan di atas Sungai Martapura,” beber Subhan.

Kandidat doktor Universitas Islam Sultan Agung Semarang ini menyarankan jika memang hendak membangun jembatan bagi pejalan kaki, sebaiknya menempel di dua jembatan yang ada, Jembatan Merdeka dan Jembatan Pasar Lama.

“Dengan begitu, ada ruang yang lega di kawasan Sungai Martapura, bukan makin menambah kian sesak. Ini tentu sangat berpengaruh terhadap view kawasan wisata susur sungai,” tuturnya.

Menurut Subhan, dari desain yang ada, konsep Jembatan Merdeka dan Jembatan Pasar Lama sudah berbeda, sehingga sepatutnya tak perlu lagi ditambah jembatan. “Pertanyaan adalah apakah yang dijual itu wisata jembatan, apa sungainya? Padahal, dengan dana yang besar, sebaiknya kawasan lain yang lebih didandani, bukan terpusat di pusat kota,” kata Subhan.

Ia khawatir dengan banyaknya jembatan yang dibangun, justru makin menjauhkan nilai wisata budaya sungai yang dijual pemerintah daerah. “Kalau semakin banyak jembatan, maka aktivitas seperti menangkap ikan dengan lunta, bajukung (pakai sampan), mandi di sungai dan rumah lanting jadi terabaikan,” tandasnya.

Mengenai rencana Pemkot Banjarmasin yang ingin membangun JPO pun dipertanyakan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR), Akhmad Sofiani. “Selama ini, Pemkot Banjarmasin tak pernah berkoordinasi apalagi sinkronisasi dengan rencana pembangunan jembatan penyeberangan orang. Padahal, sejak awal, Pemprov Kalsel yang menghubungkan kawasan Tugu Nol Pal dengan Siring Tendean,” beber mantan Kadis PU Tanah Bumbu.

Sofiani pun menegaskan Pemprov Kalsel tetap membangun jembatan karena saat ini tinggal menunggu penyusunan detail engineering detail (DED) selesai. “Maket jembatan juga sudah dilaunching kemarin, sehingga jembatan seperti apa yang dibangun sudah jelas,” pungkasnya.(jejakrekam)

Penulis : Wan Marley

Editor   : Didi G Sanusi

Foto      : Dok N Riadi

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.