PUPR Sebut Jembatan Sungai Martapura Baru Rencana

0

RENCANA pembangunan jembatan penghubung  antara Siring Sudirman dengan Siring Tendean yang membentang di atas Sungai Martapura, diklaim nantinya akan mampu menambah nilai keindahan kawasan pusat Kota Banjarmasin.

DINAS Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Banjarmasin menyebut rencana proyek jembatan penyeberangan orang (JPO) itu, telah memasuki studi kelayakan.

“Saat ini, memasuki tahap pengecekan kondisi dasar tanah lewat pengeboran dengan biaya Rp 10 juta yang dianggarkan dalam APBD Banjarmasin. Pengambilan sampel tanah itu untuk menunjang perencanaan dan studi kelayakan,” ucap Kabid Jembatan Dinas PUPR Kota Banjarmasin, H Rustam kepada jejakrekam.com, Rabu (22/11/2017).

Ia menerangkan jika nantinya dari hasil studi kelayakan, termasuk mengumpulkan sampel tanah dinilai layak untuk dibangun jembatan penyeberangan, maka akan diusulkan dalam APBD 2018. “Desain jembatan penyeberangan orang ini tidak berbentuk jembatan gantung. Nanti, konstruksinya permenan, beda dengan jembatan gantung yang hanya dari tali dan bergoyang,” ucap H Rustam.

Menurutnya, jika telah terkumpul data, bisa dilanjutkan dengan studi kelayakan dan detail engineering design (DED),  maka jembatan penyeberangan orang bisa dibangun sepanjang 80 meter dan lebar 2 meter, pada 2018 mendatang.

“Jembatan penyeberangan orang ini dapat mengakomodir para wisatawan yang ada di Jalan Piere Tendean dan Jalan Sudirman untuk menyeberang lebih mudah. Jembatan ini juga nantinya mengurangi tumpukan parkir yang tertumpuk di satu tempat,” papar Rustam.

Tujuan akhirnya, menurut dia, jembatan penyeberangan orang itu akan memperindah Sungai Martapura demi menyokong misi Pemkot Banjarmasin menjadikan kota sungai terindah. “Dampaknya, pertumbuhan ekonomi masyarakat bisa meningkat,” tandas Rustam.

Sejumlah warga Banjarmasin menyesalkan rencana pemerintah kota untuk membangun jembatan penyeberangan orang di tepian Sungai Martapura. “Jelas, jembatan itu tidak memperindah wisata susur sungai di Menara Pandang, malah bikin semrawut,” ucap dosen Fakultas Teknik Uniska Syekh Muhammad Arsyad Albanjary, Riadhul Muttaqin.

Menurutnya, warga Banjarmasin khususnya di kawasan Sungai Jingah dan Seberang Masjid justu sangat membutuhkan dibangun jembatan penghubung untuk memecah kemacetan di berbagai tempat. “Bayangkan, hampir tiap hari terjadi kemacetan di Pasar Lama. Nah, jika masyarakat Sungai Jingah mau ke Menara Pandang, terpaksa harus memutar jalan. Lalu kalau di sana dibangun jembatan, nantinya malah bikin titik kemacetan baru,” tutur Aqin.

Senada Aqin, jurnalis Banjarmasin Juhriansyah juga mengaku bingung dengan pola pembangunan ala Balai Kota. “Padahal, sepatutnya lebih didahulukan pembangunan jembatan di kawasan Sungai Jingah, bukan malah menumpuk di tengah kota. Setahu saya, sejak 2016, sewaktu Dinas Bina Marga sekarang Dinas PUPR Banjarmasin sudah menyusun DED Jembatan Sungai Jingah, lalu kapan itu terealisasi?” cecar Juhri.(jejakrekam)

Penulis : Asyikin

Editor   : Didi G Sanusi

Foto       : Skyscraptercity.com

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.