Siapkan Rp 10 Miliar, untuk Tangani Lahan Kritis di Kalsel

0

DARI tujuh provinsi di Indonesia yang memiliki lahan kritis, Kalsel merupakan salah satu provinsi yang ditarget untuk direstorasi.  Tahun ini dengan anggaran Rp 10 miliar, lahan kritis di Kalsel yang akan di tangani seluas 105.023 hektar.

Lahan kritis yang menjadi fokus badan restorasi gambut (BRG) ada di 8 kabupaten di Kalsel, yang meliputi Kabupaten Balangan, Kabupaten Banjar, Kabupaten Barito Kuala, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kabupaten Hulu Sungai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Utara, Kabupaten Tabalong dan Kabupaten Tapin.

“Sebaran lahan yang rusak di kesatuan hidrologis gambut (KHG) di 8 kabupaten tersebut meliputi KHG Sungai Barito – Sungai Alalak seluas 47.935 hektar dari luas lahan gambut yang ada disana 20.301 hektar,” ucap Kepala Badan Restorasi Gambut RI, Nazir Foead usai melakukan penandatangan nota kesepahaman tentang perencanaan dan pelaksanaan restorasi lahan gambut di Kalsel dengan Pemprov Kalsel disela peringatan Hari Jadi ke-67 di Kantor Gubernur Kalsel, Senin (14/8).

KHG kedua, papar dia ada di Sungai Utara – Sungai Serapat seluas 107.737 hektar dari luas lahan gambut 27.176 hektar. Dan, lanjutnya KHG ketiga berada di Sungai Balangan – Sungai Batang Alai seluas 30.859 hektar dari luas lahan gambut yang mencapai 11.008 hektar.

“KHG ke empat ada di Sungai Barito – Sungai Tapin seluas 112.227 hektar dari luas lahan gambut disana yang mencapai 45.998 hektar,” jelasnya.

Di berharap, setelah ditandatanganinya nota kesepahaman antara BRG RI dengan Pemprov Kalsel, dukungan penuh dalam penanganan lahan gambut di daerah ini terlaksana sesuai target.

“Ini kegiatan berkelanjutan, dengan adanya nota kesepakatan ini, beberapa lahan kritis di Kalsel segera tertangani,’’ ujar Nazir.

Dia menerangkan, kondisi lahan Gambut di Kalsel maupun di beberapa daerah lain, khususnya di Kalimantan masih banyak yang kering dan terbuka. Boleh dikatakan terbengkalai. Nazir menambahkan, jika dihitung persentase antara lahan gambut yang rusak dengan yang baik, jumlahnya lebih banyak yang rusak. “55 persen lebih sedikit lahan gambut di negeri ini, rusak dalam keadaan terbuka,’’ bebernya.

Disisi lain, Ketua Tim Restorasi Lahan Gambut Kalsel, Saut Nathan Samosir mengungkapkan, dalam merestorasi lahan gambut di daerah ini, selain melakukan pemasangan kanal, juga akan dipasang 150 sumur bor. “Saat ini sudah terpasang 50 sumur bor untuk mengatisipasi kerusakan lahan gambut,” terang Saut.

Pasca kebakaran hutan dan lahan beberapa tahun kebelakang mengakibatkan lahan dan hutan mengalami kritis. Data dari Dinas Kehutanan (Dishut) Kalsel, ada lebih dari 650 ribu hektar lahan di daerah ini mengalami kritis dan harus direstorasi. Dari ratusan hektar tersebut, 300 hektarnya berada di hutan lindung.

Bersama tim BRG Kalsel, Dishut membangun kanal blocking. Dan tahun 2017 ini, ditarget seluas 945 hektar lahan kritis yang berada di hutan lindung selesai direstorasi. Salah satu yang berjalan adalah, hutan lindung yang ada di Jalan Gubernur Syarkawi, Kabupaten Banjar yang sempat didatangi oleh Presiden RI, Joko Widodo lalu.
Kepala Dishut Kalsel, Hanif Faisol Nurofiq mengungkapkan, dalam penanganan restorasi gambut di daerah ini, pihaknya lebih kepada pemeliharan. Sedangkan tim Badan Restorasi Gambut lebih pada pengairannya. “Sesudah ada pengairan ini, baru kami bisa action dalam menanam dan penghijauan,” imbuh Hanif.(jejakrekam)

 

Penulis  : Wan Marley

Editor    : Fahriza

Foto      : Humas Kalsel

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.