Tren Kejahatan, Antara Niat dan Kesempatan

0

KETIKA Anda pergi ke luar rumah di malam hari, apakah Anda merasa aman dan nyaman berjalan sendirian menggunakan sepeda motor? Apakah Anda merasa tenang meninggalkan rumah dalam keadaan kosong? Kemudian saat hendak memarkir kendaraan, apakah merasa yakin sepeda motor Anda tidak menjadi incaran pelaku curanmor?

SEPERTI kata Bang Napi, kejahatan bisa terjadi di mana saja dan kapan saja. Karena itu, seperti kata Bang Napi juga, kejahatan bisa terjadi karena ada niat dan kesempatan. Namun, tahukah Anda, diantara niat dan kesempatan, manakah yang menjadi faktor dominan penyebab terjadinya kejahatan?

Berdasarkan pengalaman saya dalam menangani berbagai macam kasus, hampir semua pelaku terdorong melakukan aksinya karena diawali adanya niat. Ada yang dari awal berniat mencuri lalu mencari kesempatan. Ada pula yang melihat kesempatan lalu muncul niatnya untuk mencuri. Atau memang niatnya terpaksa melakukan kejahatan karena terdorong oleh keadaan.

Apapun alasannya, niat yang muncul dari dalam diri pelaku kejahatan biasanya dipicu oleh faktor eksternal. Apa saja itu? Paling banyak yang dijadikan alibi oleh pelaku ketika melakukan aksinya adalah dorongan kebutuhan ekonomi. Walaupun alasan ini terlalu klise, namun faktanya hampir rata-rata pelaku kejahatan mengaku terpaksa melakukan karena tuntutan kebutuhan hidup.

Terlepas dari motif dan alasan pelaku, sebaiknya kita yang harus selalu waspada dan berhati-hati dengan mengantisipasi setiap kemungkinan terjadinya tindak kejahatan. Perlu dipahami bahwa kejahatan bisa terjadi di mana saja dan kapan saja, bahkan di saat yang tak pernah kita bayangkan sekalipun.

Jangan pernah merasa aman, bahkan di tempat teraman sekalipun, termasuk saat berada di dalam rumah. Karena bisa saja jendela rumah kita dibobol saat tertidur lelap, atau pintu rumah kita didobrak pelaku yang telah lama mengintai di saat lingkungan sekitarkita sunyi. Bahkan, orang yang tiba-tiba datang dan bertamu pun bisa saja merampas perhiasan yang melekat di badan.

Atau bahkan saat Anda berjalan di pusat keramaian tiba-tiba diajak ngobrol orang yang tak Anda kenal, dan tiba-tiba orang tersebut mengajak ke mesin ATM untuk menguras isi saldo. Kejahatan bisa terjadi di mana saja dan kapan saja, tapi bukan berarti dunia tempat kita tinggal sudah tak aman lagi.

Maka sesungguhnya perlindungan yang pertama dari kejahatan adalah diri kita sendiri. Cara yang paling mudah untuk menjaga diri dari segala bentuk kejahatan yang bisa mengancam adalah berhati-hati dan selalu waspada. Kita tahu bahwa dalam kehidupan ada kaidah kausalitas sebab akibat. Artinya, selain ada motif dari pelaku yang menjadi penyebab terjadinya kejahatan, ada juga faktor penyebab lain yang memicu pelaku berniat melakukan aksinya.

Faktor itu adalah peluang dan kesempatan yang tercipta dari kelalaian korban yang cenderung menganggap remeh hal-hal yang bisa menjadi penyebab terjadinya kejahatan. Maka, bila Anda menggunakan perhiasan yang mencolok, itu bisa menjadi penyebab munculnya niat pelaku kejahatan untuk menjambret perhiasan yang melekat di tubuh Anda.

Bila Anda memarkir sepeda motor sembarangan meski hanya sebentar, jangan kaget kalau tiba-tiba hilang dalam sekejap. Bila Anda meninggalkan tas berisi uang di dalam mobil walau sudah dikunci, jangan kaget saat hendak membuka pintu mobil kacanya sudah pecah dan uang Anda raib.

Atau saat bila meninggalkan rumah tanpa keadaan terkunci, maka dengan mudah maling akan memasuki dan menguras harta benda berharga. Itulah mengapa, prinsip kehatia-hatian menjadi penting untuk membatasi ruang gerak pelaku agar niatnya untuk beraksi tak mudah dilakukan.

Penyebab kejahatan yang dipicu dari niat pelaku, ditambah kesempatan sebagai penyebab kelalaian korbannya, maka dengan mudah mengakibatkan terjadinya tindak kejahatan yang tak diduga sebelumnya.

Sebaliknya, meski Anda tinggalkan sepeda motor di halaman depan rumah beberapa hari, namun Anda menambahkan kunci pengaman berlapis, maka pelaku yang melihat ada kesempatan akan berpikir panjang untuk mencuri sepeda motor Anda. Pelaku berpikir tak mudah melepas semua kunci pengaman tambahan tersebut.

Inilah mengapa tren kejahatan pencurian kendaraan bermotor di Banjarmasin cukup tinggi. Sebagian besar juga dipicu karena kelalaian korbannya yang parkir sembarangan dan tak menambah kunci pengaman tambahan. Dengan alasan repot dan menyulitkan, maka para pemilik kendaraan banyak yang sembarangan memarkir hanya dengan mengandalkan kunci stang.

Padahal, kunci stang kendaraan bermotor, terutama jenis motor matic sangat mudah dibobol hanya dalam hitungan detik. Demikian juga modus pembobolan kaca mobil sangat mudah dilakukan dengan pecahan keramik busi tanpa menimbulkan bunyi alarm mobil. Karena itu, janganlah berpikir bahwa Anda aman dari segala bentuk kejahatan. Dengan bertindak hati-hati dan bersikap waspada, setidaknya Anda sudah membentengi diri dari peluang dan kesempatan terjadinya kejahatan. Ingat pesan Bang Napi, waspadalah, waspadalah!!!(jejakrekam)

 

Penulis : Kompol Arief Presetya, S.IK, M.Med.Kom

                 Kasat Reskrim Polresta Banjarmasin

Sumber : Tribrata poldakalsel.news

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.