Kiamat Narkoba, Mabuk Zenith Rambah Desa Agamis

0

 

DALAM kamus akademisi IAIN Antasari Banjarmasin, DR Wahyudin bahwa Kalimantan Selatan bukan lagi darurat narkoba, tapi sudah memasuki fase kiamat narkoba. Hal ini ditandainya dengan makin masifnya pengedaran dan pengguna narkoba yang merambah semua umur dan level masyarakat.

RISET kecil-kecilan yang dilakukan DR Wahyudin telah menemukan fakta bahwa peredaran pil zenith yang merusak itu sudah menyasar warga desa, baik tua maupun muda sudah menjadi pemakai.

Ia bercerita di suatu desa di Kabupaten Barito Kuala, yang warganya dikenal agamis, justru banyak teler zenith saat pesta perkawinan. “Eh, dari teman saya itu menceritakan bahwa berpuluh tamu undangan termasuk kakek yang berusai rentah dalam acara perkawinan itu juga diduga turut mabuk zenith. Bahkan, mereka berbuat kurang senonoh kepada pengantin wanita,” tutur Wahyudin, dalam Rapat Kerja Program Pembentukan Masyarakat Anti Narkoba Bersama di Lingkungan Masyarakat di Kapuas Room, Hotel Aria Barito, Selasa (31/1/2017). Mirisnya lagi, puluhan tamu di desa tersebut juga mabuk zenith massal.

Kondisi yang menyayat hati adalah kondisi anak-anak sekolah di Banjarmasin. Menurut Wahyudin, hampir setiap hari orang bahkan anak sekolah yang menghirup lem fox. “Para guru pun kelabakan, karena bukan hanya anaknya yang pemakai, orangtuannya juga,” kata Wahyudin, geleng-geleng kepala.

Makanya, dosen senior ini sangat setuju dibentuk forum masyarakat sipil dari berbagai unsur untuk membantu Badan Nasional Narkotika (BNN) dalam memberantas peredaran narkoba. Wahyudin berpesan agar forum yang mengakomodir pemuka agama, LSM, dan ormas lainnya berperan aktif di komunitasnya masing-masing dalam melawan peredaran dan penyalahgunaan narkoba yang makin marak dan mengancam generasi penerus bangsa. “Ini semua demi bisa menekan peredaran narkoba di Kalimantan Selatan,” imbuh Wahyudin.(jejakrekam)

Penulis : Riza

Editor   : Didi GS

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.