PDWA 2024, Peningkatan Pendapatan Usaha Melalui Deversifikasi Produk Kerupuk

0

LIMA dosen dan dua mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Lambung Mangkurat (FEB ULM) menyelenggarakan sosialisasi kegiatan pengabdian, melalui PDWM Tahun 2024.

PROGRAM Dosen Wajib Mengabdi (PDWA) yang dilaksanakan berjudul ‘Peningkatan Pendapatan Usaha Melalui Deversifikasi Produk Kerupuk Ibu Rusdiani Di Kuin Utara Banjarmasin’.

Kegiatan ini berfokus pada salah satu hal yang penting untuk dipelajari oleh setiap pebisnis, yakni mengenai manajemen bisnis. Melalui manajemen yang tepat, bisnis sudah pasti dapat berjalan dengan lebih lancar, mampu mencapai target yang telah ditentukan, dan meningkatkan kemungkinannya untuk meraih kesuksesan.

Manajemen bisnis sebagai rencana matang yang dibutuhkan dalam proses menjalankan sebuah bisnis, upaya untuk melakukan optimalisasi terhadap seluruh sumber daya yang dimiliki agar tujuan yang sudah ditargetkan dapat tercapai.

BACA: Program Dosen Wajib Mengabdi, Perkenalkan Instrumen Deteksi Dini Diabetes Melitus

Kemudian manajemen itu adalah seni dan ilmu dalam perencanaan, pengorganisasian, pemotivasian, dan pengendalian terhadap orang dan mekanisme kerja untuk mencapai tujuan dan aktivitas kerja yang melibatkan koordinasi dan pengawasan terhadap pekerjaan orang lain sehingga pekerjaan tersebut dapat di selesai secara efisien.

Kegiatan yang dilaksanakan oleh 5 orang Dosen Tim Pengabdi, yakni Ali Sadikin, Fahmi Roy Dalimunthe, Hj Dahniar, Akhid Yulianto, M Yudi Rachman. Serta didukung oleh dua mahasiswa, uakni Zasmina Aulia, dan Yudiansyah.

Ali Sadikin selaku Ketua Tim PDWA menjelaskan, kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pendapatan usaha kecil kerupuk Ibu Rusdiani di Kelurahan Kuin Utara, Kota Banjarmasin.

“Berdasarkan analisis kami di lapangan bahwa Usaha Kerupuk Ibu Rusdiani yang ada di Kuin utara sebagai mitra kami. Bahwa permasalahannya adalah mereka belum menerapkan manajemen yang baik dalam produksi kerupuknya yang dihasilkan, maupun tingkat penjualan,” ujar Ali Sadikin.

“Ibu Rusdiani melakukan penjualan kerupuk haruan perbungkus Rp 18.000 (200 gram) dari dulu hanya secara tradisional, yakni berjualan di depan rumah hanya menunggu pembeli saja, akibatnya tingkat penjualannya (omzet) kecil,” terangnya.

BACA JUGA: Program Dosen Wajib Mengabdi 2023, Penerapan Manajemen Dan Produksi Untuk Tingkatkan Pendapatan

Sedangkan produk selama 3 bulan, pada Januari, Februari dan Maret di Tahun 2024, Ibu Rusdiani hanya menghasilkan 155 kg dan 110 bungkus.

Kemudian dilihat dari trend penjualan kerupuk haruan, Ibu Rusdiani yang terus mengalami penurunan selama 3 bulan. Mulai bulan Januari sampai bulan Maret Tahun 2024.

“Setelah kami lihat dan analisis situasi, permasalahannya pada 2 aspek, yaitu aspek produksi, dan aspek manajemen usaha. Ibu Rusdiani selama ini hanya memproduksi 1 produk kerupuk, yaitu kerupuk haruan saja,” bebernya.

Karena hanya produk tunggal tersebut tingkat penjualan mereka menurun selama 3 bulan terakhir. Hal ini disebabkan selera dan keinginan konsumen (pasar) mulai berubah begitu juga target pasar yang ada, ditambah mulai banyak produk pesaingan yang datang.

Sehingga bisa disimpulkan bahwa usaha Ibu Rusdiani ini belum menerapkan manajemen yang baik berupa inovasi produk dari produk ikan haruan dan belum adanya lini produk kerupuk (diversifikasi produk) yang baik seperti kripik kulit ikan haruan, abon haruan, kerupuk balado dan lain-lain, sehingga penjualan mereka terus mengalami penurun yang pada akhirnya menurunkan juga omzet penjualan dan profit usaha kerupuk Ibu Rusdiani selama ini.

Usaha kerupuk Ibu Rusdiani yang hanya terpaku dengan satu bahan baku, dan olahan produksi yang tidak variatif, menjadi objek sosialisasi penelitian PDWM 2024, oleh akademisi FEB ULM.

Selanjutnya, Tim PDWA FEB ULM ini mencari solusi untuk memecahkan masalah UKM usaha kerupuk Ibu Rusdiani bagaimana manajemen dan produksi yang baik.

Dijelaskan Ali Sadikin, banyak strategi yang diterapkan pengusahaan agar produknya tetap survive dan bisa serap pasar dan bertahan, maka perusahaan harus mencari ide-ide bisnis yang inovatif dan kreatif sehingga terciptanya produk yang baru dan berbeda dari pesaing kita.

Ide bisnis bisa dicari dengan mengali keinginan dan kebutuhan pasar dengan terjun langsung ke pasar atau mengisi kuesioner untuk konsumen, bisa juga mencari informasi produk di internet dan lain-lain

Pada kasus UMKM ini, Ibu Rusdiani perlu menambah lini produk lain atau diversifikasi Produk kerupuk haruan, jangan hanya satu kerupuk haruan biasa saja tetapi menambah lini produk produk dan inovasi produk lainnya yang ada seperti membuat kerupuk kulit haruan, abun haruan, Kerupuk balado dan lain-lain.

Jika selama ini produk yang dihasilkan hanya produk kerupuk haruan dengan bahan baku haruan (input haruan), jika terjadi kelangkaan ikan haruan dan harganya mahal, maka produksi kerupuk pasti ikut turun juga, yang juga berimbas pada pendapatan dan keuntungan yang didapat nantinya.

“Oleh karena itu kami menyarankan untuk mencari bahan baku kerupuk lain. Bisa udang, ikan peda, ikan lele dan lain-lain. Kelebihan bahan baku tersebut di samping jumlah tetap ada dan juga harganya murah. Ini bisa alternatif pengganti bahan baku ikan haruan yang udah mulai mahal dan langka,” ungkap Ali.

BACA LAGI: Tingkat Kinerja Keuangan, Dosen Fakultas Ekonomi ULM Gelar Pelatihan bagi Pelaku UMKM

Jika selama ini usaha kerupuk Ibu Rusdiani ini hanya memasarkan produknya dari mulut ke mulut dan hanya menunggu konsumen datang ke tempat warungnya (Metode tradisional). Agar hasil produksi kerupuk cepat laku ibu Rusdiani perlu menerapkan pemasaran secara on-line tersebut, yaitu menerapkan digital marketing ( e-commerce ) seperti, Media Instagram, WA business dan lain-lain. Penggunaan digital marketing akan meningkatkan penjualan (omzet) dan laba UKM tersebut karena jangkauanya yang luas dan mudah sehingga menguntungkan bagi pengusaha kerupuk tersebut.

Dari kesimpulan di atas, hasil diharapkan bahwa varian produk kerupuk Usaha Ibu Rusdiani menjadi lebih variatif, jika selama ini produksi mereka hanya kerupuk ikan haruan saja, tetapi diharapkan mereka 100 persen bisa sudah membuat varian produk lain seperti kerupuk kulit haruan, kerupuk rasa balado, abon haruan dan lain-lain.

Jika selama ini produksi kerupuk cenderung turun karena bahan baku haruan susah dan mahal harganya, maka diharapkan pada target luaran nanti mereka bisa menganti 100 persen bahan baku lain yang banyak dipasaran dan harganya stabil seperti udang, ikan lele dan lain-lain. Agar produksi dapat terserap pasar dengan baik, diharapkan pada target luaran mereka mampu menggunakan cara pemasaran digital marketing seperti instagram dan lain-lain.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.