Mengayun Harapan Di Usia ke 74, Nenek Nurhani Tetap Bersemangat Ikuti Tradisi Baayun Maulid

0

TRADISI Baayun Maulid yang digelar di Masjid Bersejarah Sultan Suriansyah setiap memasuki bulan Rabiul Awal, selalu ada kisah yang menarik.

SEPERTI yang diselenggarakan pada Senin (16/9/2024) atau 12 Rabiul Awal 1446 Hijriyah, lantunan shalawat oleh ratusan jamaah, menyulut antusiasme Nurhani untuk ikut Baayun Maulid.

Perempuan yang sudah berumur 74 tahun asal Batulicin ini, rela jauh-jauh datang ke Banjarmasin, untuk mengikuti acara yang tiap tahun digelar pada bulan maulid.

BACA: Tradisi Warisan Leluhur Baayun Maulid, Tetap Meriah Tiap Bulan Rabiul Awal

Bersama dengan anak dan cucunya, Nurhani mengaku sengaja datang karena ingin merasakan duduk di ayunan Baayun Maulid yang menjadi tradisi turun temurun masyarakat Banjar.

Apalagi saat ini juga bertepatan dengan hari ulang tahun dirinya, ini membuat antusiasmenya pun semakin meningkat. “Memang sengaja datang ke Banjarmasin untuk ikut baayun maulid ini,” ujarnya saat diwawancarai jejakrekam.com, Senin (16/9/2024).

Saat mahallul qiyam atau berdiri ketika dibacakan syair sholawat tholaal, dirinya pun langsung naik ke atas ayunan.

Sambil membaca doa dirinya pun langsung ditapung tawari oleh sang anak yang menemani dirinya.

Dengan harapan dirinya bisa mendapatkan keberkahan bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW, serta diberikan umur panjang. “Semoga panjang umur dan sehat. Untuk anak dan cucu saya semoga murah rezeki dan panjang umur,” katanya, sembari berharap.

BACA JUGA: Baayun Anak dan Akulturasi Budaya Pra Islam

Di sisi lain, acara Baayun Maulid tanggal 12 Rabiul Awal 1446 Hijriyah, yang digelar di halaman Masjid Bersejarah Sultan Suriansyah ini diikuti oleh 344 peserta.

Penyelenggaraan acara ini pun termasuk rangkaian Hari Jadi (Harjad) ke-498 Kota Banjarmasin. Dimana dari ratusan peserta diketahui untuk peserta termuda berusia 10 hari, dan yang paling tua berusia 74 tahun.

Saat membuka acara, Walikota Sina pun menyampaikan, tradisi Baayun Maulid ini telah diadakan ratusan tahun, dan terus berlangsung hingga sekarang.

BACA LAGI: Menteri Sandiaga Uno Ikut Tradisi Baayun

Ditambahkan Ibnu, tradisi baayun maulid ini dilakukan sebagai salah satu bentuk memuliakan bulan Maulid Nabi Muhammad SAW. “Karena para tetuha kita, guru kita mengajarkan pada setiap peringatan maulid ini, anak-anak ini diayun,” ucapnya.

“Agar anak-anak ini paham sejarah dari baginda nabi, dan agar juga menegaskan untuk melanjutkan syariat selanjutnya. Seperti dikasih nama, disunat,” sambungnya.

Dirinya pun berharap agar kegiatan baayun maulid ini setiap tahunnya dapat terus digelar. Dan warga sekitar pun diharapkannya juga dapat terus memeriahkan dan meramaikannya.(jejakrekam)

Penulis Fery Hidayat
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.