Bung Karno Memang Sosok Melegenda Dan Luar Biasa

0

DALAM rangka memeriahkan hari Lahirnya Pancasila, para politisi, akademisi dan aktivis melakukan diskusi dengan tema ‘Membumikan Gagasan Soekarno di Tanah Banua’, yang digelar di Tradisi Kopi, jalan A Yani KM 5,7 Banjarmasin.

TURUT hadir dalam diskusi itu, yakni Anggota DPR RI Syamsul Bahri, Mantan Sekdaprov Kalsel Haris Makkie, Mantan Wakil Bupati HST Beri Nahdian Furqon, Ketua Umum Imam Tauhid Indonesia (PITI) H Winardi Sethiono, Dosen Fisip ULM Banjarmasin Siti Maulina Harini dan para LSM. Dipandu oleh anggota DPRD Kota Banjarmasin, Sukhrowardi.

Haris Makkie mengatakan, kalau bicara atau membicarakan sosok Soekarno atau Bung Karno, tidak akan ada habisnya. “Karena beliau sosok melegenda dan memang melekat secara emosional di hati rakyat Indonesia,” ujarnya.

BACA: Respon Sindiran Prabowo Jadi Bahan Diskusi Di Tradisi Kopi Banjarmasin

“Beliau juga pendiri Partai Nasional Indonesia (PNI) yang pada akhirnya menjadi partai PDIP. Jadi kalau PDIP mengadopsi atau mengambil di dalam visi-misi dan seterusnya, itu sah-sah saja, ucap Mantan Sekdaprov Kalsel.

Dirinya menegaskan pula, bahwa Bung Karno itu bukan hanya milik PDIP, bukan milik keluarga, tapi milik Bangsa Indonesia. “Pertanyaannya, sudahkah pemikiran Trisakti Bung Karno itu dijalankan? Oleh karena itu (di) PDIP menjadi visi misinya, wajar saja dan kelompok masyarakat terganggu pikirannya, bahwa seolah-olah Bung Karno itu milik PDIP,” ungkapnya.

“Apakah pemimpin pemerintahan saat ini menjadikan Trisakti itu sudah berdaulat dalam politik, berdikari dalam ekonomi, berkepribadian dan berkebudayaan? Menurut saya sudah mengarah kesitu,” pungkasnya.

Sementara itu, mantan Kepala Ombudsman Perwakilan Kalsel, Noorhalis Majid mengatakan, ada beberapa ajaran Bung Karno, salah satunya Marhaenisme.

Istilah Marhaenisme adalah suatu asas perjuangan untuk melawan segala bentuk penindasan kolonialisme, kapitalisme, dan imperialisme. “Suatu ajaran yang terkontaminasi dengan ajaran-ajaran Marxisme dan kondisi Indonesia pada waktu itu,” ujarnya.

BACA JUGA: Caleg Lintas Partai Bertemu Dalam FGD Bahas Demokrasi

Dijelaskannya, Marhaenisme juga yang melahirkan Pancasila, karena yang dihadapi saat itu adalah imperialisme dalam bahasa sekarang kapitalisme. “Cara melawannya, seperti apa dikenal sekarang dengan koperasi,” ucapnya.

“Mestinya saat ini BUMN dan BUMD harus dijadikan koperasi. Kita ambil contoh seperti PLN dan PDAM, maka semua pelanggan anggota koperasi, dimana keuntungan PLN dan PDAM adalah keuntungan masyarakat. Begitu juga kerugiannya adalah bagian dari kita,” bebernya.

“Koperasi itu seperti renda di baju kita, tapi bajunya kapitalisme. Kalau kita sesuai pokok pikiran Bung Karno, makan tambang akan ditolak, juga UU Omnimbus Law, karena itu kapitalisme,” tegasnya.

Noorhalis Majid menyebut Bung Karno sebagai tokoh fenomenal, yang setiap harinya ada saja gagasan-gagasan. “Tetapi seorang pemimpin yang memiliki gagasan jangan lupa, karena didukung orang-orang berduit. Dimana saat Bung Karno dilantik jadi presiden, Sultan Hamengku Buwono IX menyumbang 6,5 juta Gulden, begitu juga Teuku Markam yang menyumbangkan 24 kilo emas untuk memangun Monas,” bebernya.

“Sayangnya, Bung Karno sampai akhir hayatnya harus miskin, meski pemimpin seperti itu telah dibackup orang kaya. Tetapi sekarang ini terbalik, orang kaya jadi pemimpin,” sindirnya.

BACA LAGI: Tantangan Bonus Demografi, Pakar Tata Negara ULM Sebut Ada 3 Kekuatan Tak Bisa Dilawan

Akademisi Fisip ULM, Siti Maulina Harini mengatakan, Bung Karno itu sosok yang luar biasa. “Kenapa? Karena dari statement- statement yang dikeluarkan beliau itu adalah statement yang berpengetahuan,” ujarnya.

“Nah, kenapa PDIP sangat Soekarno? Karena mengklaim partai wong cilik, karena partai wong cilik inikan suatu yang disebut orang kecil. Kemudian politik itu bukan cuma praktik. Megawati menyebut politik itu ideologi,” ungkapnya.

“Beda dengan hari ini, politik bukan lagi praktik. Tetapi perjudian, bagaiman orang bertarung itu menjadi sesuatu hal yang tidak elok untuk dilihat,” sambungnya.

“Soekarno orang yang berpengetahuan, bisa kita lihat bagaimana hebatnya membaca sosialisme, Marhaenisme persolan kapitalisme dan lain lain,” imbuhnya.(jejakrekam)

Penulis Asyikin
Editor Ahmad Riyadi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.