Ilham Masykuri : Hikmah Pandemi Covid-19 Harus Bangkitkan Kesadaran Kita

0

WAKIL Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Provinsi Kalimantan Selatan, Ilham Masykuri Hamdie mengungkapkan pandemi virus Corona (Covid-19) merupakan sebuah teguran dari Allah SWT untuk mengajak kita kembali ke pusat kesadaran.

“HIKMAH dari pandemi Covid-19 menyadarkan betapa kecilnya manusia di hadapan kekuasaan Allah SWT. Amerika Serikat dan Eropa, serta negara-negara besar dunia saja goyah. Inilah mengapa pentingnya untuk kita menuju ke pusat kesadaran bahwa ada kekuasaan yang lebih besar, yakni Tuhan,” tegas Ilham Masykuri Hamdie dalam diskusi virtual jejakrekam.com bertajuk Ketika Pemerintah ‘Galau’ Atasi Covid-19, Apa Langkah yang Harus Dilakukan? Minggu (19/7/2020).

Dosen UIN Antasari Banjarmasin ini mengakui pandemi Covid-19 berbeda dengan bencana alam seperti banjir atau longsor dan lainnya. Sebab, menurut Ilham, saat ini justru penyebab pandemi yakni virus Corona belum berhasil diatasi, karena belum ditemukan vaksin atau obatnya, sehingga dampaknya akan terus berlanjut.

BACA : Walikota Banjarbaru Setuju Dibentuk Pansus Covid-19, Dr Halim : Tak Hanya Perwali, Tapi Harus Perda!

“Wajar saja, jika ada kegalauan terjadi di lingkup pemerintah. Memang banyak persoalan yang mengemuka. Ini ditambah lagi terjadi disharmonisasi antara peraturan dan komunikasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah dalam mengatasi Covid-19,” tutur akademisi yang menggeluti filsafat dan tasawuf ini.

Ilham Masykuri mengurai dalam perilaku masyarakat di tengah pandemi Covid-19 yang mencuat seperti ketidakdisiplinan publik terpaksa melanggar aturan karena urusan perut.

“Ini tergambar dari para perilaku para pedagang pasar tradisional. Bagi mereka, jika tidak keluar rumah atau ke pasar, maka akan mati pula karena masalah perut. Padahal, ancaman sakit terjangkit Covid-19 justru berisiko,” ucap Ilham.

BACA JUGA : Ini Kiat Walikota Banjarbaru Nadjmi Adhani Atasi Pandemi Covid-19

Putra pendakwah Islam legendaris Banua, KH M Rafi’i Hamdie justru yang mengemuka lainnya adalah kalangan hedonisme yang suka berleha-leha atau bersenang-senang. Contohnya, ketika dibuka pusat perbelanjaan modern, mereka pun menyerbu meski di tengah pandemi Covid-19, karena hanya dipicu untuk bisa berkumpul atau bersenang-senang.

“Kelompok ketiga adalah pendekatan spiritual (code etika spiritual) yang mempertentangkan ketakutan terhadap virus dengan Tuhan. Ini yang terjadi di Banua kita,” ucap Ilham.

Untuk itu, Ilham mengajak agar umat Islam yang menjadi mayoritas penghuni Kalimantan Selatan untuk beragam secara logis dan rasional. Sebab, dalam agama Islam sendiri justru menempatkan keselamatan jiwa sebagai paling utama.

“Bagaimana pun, takdir itu adalah pilihan kita. Makanya, ketika memasuki masjid wajib bermasker dan menjaga jarak, harusnya ditaati di tengah pandemi Covid-19,” tutur peneliti senior LK3 Banjarmasin.

BACA JUGA : Walikota Banjarbaru Nadjmi Adhani Bakal Beber Kiat Atasi Covid-19 Di Diskusi Virtual Jejakrekam.Com Minggu Pagi

Menurut dia, membangun daya tahan masyarakat tidak hanya tugas pemerintah, makanya DMI pun menyerukan agar menjaga marwah masjid agar tidak menjadi episentrum atau kluster baru Covid-19.

“Makanya, ketika ada keinginan untuk kembali shalat berjamaah di masjid, maka syaratnya harus taat dengan protokol kesehatan Covid-19,” tegasnya.

Ilham pun mengakui terjadi kegamangan atau kegalauan terjadi di tengah pandemi Covid-19, sehingga pelibatan tokoh agama, masyarakat dan ormas-ormas Islam dalam penanganan pandemi Covid-19 merupakan sebuah keniscayaan.(jejakrekam)

Penulis M Syaiful Riki
Editor DidI G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.