Menunggu Tiga Hari, Datangkan Pawang dan Didoakan, Korban Gigitan Ular Diobati

0

PENGHARAPAN kini dipanjatkan keluarga korban Salasiah (38 tahun), warga Komplek Ar Rahmah, Jalan Achmad  Yani Km 9, Kelurahan Mandarsari, Kertak Hanyar, Kabupaten Banjar, hanya kepada Sang Khalik. Berdoa untuk kesembuhan warga Kelurahan Mandarsari yang diduga dipatuk ular saat mencari ikan di rawa, tak jauh dari rumahnya pada Senin (10/12/2018) pagi, sekitar pukul 09.30 Wita.

GIGITAN ular berbisa yang diyakini adalah ular sendok atau kobra, terlihat dari luka mengangga di bagian lutut kanan korban. Sempat dilarikan ke Rumah Sakit Bhayangkara Banjarmasin, usai dibantu kerabat, korban secara medis dinyatakan telah meninggal dunia.

Namun, pihak keluarga tak mempercayai hal itu seratus persen. Sesuai keyakinan pihak keluarga, korban gigitan ular berbisa itu hanya ‘mati suri’ sehingga perlu dirawat intensif dengan cara tradisional, agar sembuh.

Beberapa warga yang menghadiri ‘ritual penyembuhan’ hingga Senin (10/12/2018) malam, juga menyakini hal itu. Bahkan, ada beberapa pawang ular yang didatangkan untuk menawar racun yang diduga telah menyebar ke tubuh korban.

Sempat dibawa ke seorang pawang ular di daerah Kelayan A, untuk mendapat pengobatan tradisional. Kemudian, disarankan agar korban tak boleh dibawa masuk ke rumah. Untuk pengobatan harus ditaruh di lapangan, demi mendatangkan kembali ular yang diduga telah menggigit korban.

BACA : Dikira Babi Hutan, Warga Karang Intan Berduel Dengan Beruang Madu

Diguyur hujan gerimis, tenda pun dibangun di depan rumah korban berwarna biru, di atas lapangan bulutangkis. Kerabat, tetangga hingga warga setempat di Komplek Ar Rahmah berkumpul. Mereka pun membacakan surat Yasin, dilanjutkan dengan tahlil dan shalawat, dan doa-doa tawasul kepada Allah SWT melalui para aulia.

Dipimpin Pengasuh Majelis Taklim Qur’an dan Taklim As Surur, Ustadz Bijirmi, pembacaan surat Yasin dan surat pendek lainnya dilakukan, diselingi tahlil serta doa-doa untuk kesembuhan Salasiah.

“Ya, kita berikhtiar dengan mendatangkan pawang ular, serta mendoakan untuk kesembuhan korban,” ucap Ustadz Bijirmi kepada jejakrekam.com, Senin (11/12/2018) malam.

Menurut dia, dari keterangan pawang ular yang biasanya mengobati korban gigitan ular, justru belum bisa memastikan bahwa korban telah meninggal dunia.  Atas kesepakatan keluarga korban, akhirnya diputuskan untuk menunggu sampai tiga atau tujuh hari.

“Kebiasaannya seperti itu. Apalagi, badan korban menurut keterangan keluarga masih hangat, seperti orang yang belum meninggal dunia. Inilah mengapa pentingnya kita berikhtiar dulu,” kata Ustadz Bijirmi.

Ia menjelaskan pembacaan surat Yasin dan ayat-ayat suci Alquran lainnya, shalawat dan doa tawasul juga dimaksudkan untuk meminta kesembuhan bagi korban kepada Allah SWT.

“Ya, tidak ada salahnya kita berdoa. Walaupun secara medis, sudah ada keterangannya. Namun, kebiasaan yang dipercaya masyarakat ya seperti itu, korban gigitan ular itu bisa disembuhkan dalam tempo tiga hari atau seminggu,” paparnya.

BACA JUGA : Jual Beli Organ Hewan Langka, Warga Pantai Hambawang Disel Ditreskrimsus Polda Kalsel

Makin malam, warga pun makin ramai berdatangan ke tenda yang dibangun pihak keluarga. Tampak, korban dibaringkan di atas kasur yang ditopang papan di atas bangku panjang. Secara bergantian, tampak beberapa ‘penamba’ memberi obat penawar.

Terlihat pula, ada beberapa orang memanjatkan doa bagi kesembuhan korban yang terbaring dengan wajah ditutupi kelambu. Sedangkan, tubuhnya ditutup kain behalai, di sampingnya terlihat ada beberapa botol air berisi penawar dari doa-doa yang dipanjatkan

Suasana komplek perumahan itu pun tampak ramai. Terlihat pula, dua anggota kepolisian turut memantau ‘ritual penyembuhan’ bagi korban.(jejakrekam)

Penulis Sirajuddin
Editor Didi G Sanusi

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.