Badar dan Gaza di Bulan Ramadhan, Bulan Perjuangan

Oleh : Siti Badariah

0

SEJARAH telah mencatat bahwa pada bulan suci Ramadhan penuh dengan kisah kesuksesan dan kemenangan besar yang mampu diraih umat Islam. Ini sekaligus membuktikan bahwa Ramadhan bukanah bulan malas dan lemah, akan tapi merupakan bulan kuat, bulan jihad, dan bulan kemenangan.

SANGAT disayangkan, saat ini kaum muslimin di samping berpuasa mereka malah banyak habiskan waktunya hanya untuk bersantai, jalan-jalan, ke mall. Bahkan malas-malasanan. Dan tak jarang kita temukan kaum muslimin yang tak berpuasa. Alasannya kerja, cuacanya tidak mendukung dan banyak alasan lain yang dilontarkan.

Padahal sejarah sudah mencatat bahwasanya Ramadhan adalah bulan yang penuh perjuangan. Kalau kita kumpulkan semua peristiwa-peristiwa sejarah Islam yang terjadi di bulan Ramadhan, tentu saja kisah Perang Badar adalah peritiwa yang paling terkenal dan sangat banyak terdapat hikmah dan pelajaran.

Perang ini adalah perang besar kali pertama, antara orang-orang yang beriman dengan orang-orang kafir. Bertemulah dua pasukan yang tidak imbang jumlahnya; pasukan Islam 314 orang dan pasukan Mekkah berjumlah 1300 orang.

Kekhawatiran pun sempat menyelimuti rasulullah. Beliau juga belum menyaksikan loyalitas penduduk (pasukan) Madinah di tengah masa-masa sulit. Adapun pasukan Mekah beliau tahu karena telah bersama-sama mengalami masa-masa sulit. Sehinggalah Abu Bakar dan Umar yang meyakinkan Rasulullah SAW.

Rasulullah belum merasa puas. Rasulullah menunggu reaksi pasukan Madinah. Akhirnya bicaralah salah seorang Anshar, al-Miqdad bin ‘mr seraya berkata, Wahai Rasulullah, majulah terus sesuai apa yang diperintahkan Allah kepada Anda. Kami akan bersama Anda. Demi Allah, kami tidak akan mengatakan sebagaimana perkataan Bani Israil kepada Musa: ‘Pergi saja kamu, wahai Musa bersama Rab-mu (Allah) berperanglah kalian berdua, biar kami duduk menanti di sini saja.”

Kemudian al-Miqdad melanjutkan: “Tetapi pegilah Anda bersama Rab Anda (Allah), lalu berperanglah kalian berdua, dan kami akan ikut berperang bersama kalian berdua. Demi Dzat Yang mengutusmu dengan kebenaran, andai Anda pergi membawa kami ke dasar sumur yang gelap, kami pun siap bertempur bersama Anda hingga Anda bisa mencapai tempat itu.”

Tibalah malam 17 Ramadhan 2 Hijriyah, Rasulullah menyibukkan diri dengan doa untuk pertempuran esok hari. Beliau mendoakan dan menyebutkan satu per satu nama-nama tokoh Quraisy, Abu Jahl dan lainnya agar dibinaskan di pertempuran esok hari. Benar saja, tidak satu pun nama yang beliau sebutkan melainkan tewas di Badar.

Keesokan harinya berkecamuklah peperangan, lemparan tombak dan gemertak pedang yang beradu memenuhi medan Badar. Dengan jumlah yang sangat minim, pasukan Islam sempat terdesak dan berpotensi mengalami kekalahan. Akhirnya, Allah turunkan bala bantuan dengan diturunkannya pasukan langit yaitu para malaikat.

Tidak tanggung-tanggung, pemimpinnya para malaikat pun, Malaikat Jibril, turun dari langit dan ikut serta dalam peperangan. Rasulullah bersabda, “Bergembiralah wahai Abu Bakar, pertolongan Allah sudah dating. Ini Jibril sedang memegang tengkuk kuda guna memacunya, yang pada gigi serinya terdapat debu.”

Allah pun memenangkan pembela-pembela agamanya dan menghinakan pasukan Iblis. Tewaslah semua pembesar-pembesar Quraisy yang turut serta dalam peperangan sehingga meninggalkan duka yang mndalam dan mental yang jatuh di kalangan orang-orang Mekkah.

Sejarah Badar ini adalah salah satu semangat saurada kita di gaza, mereka tidak pedulikan lagi berapa jumlah mereka dibanding zionis israel. Mereka tak peduli lagi berapa darah mereka tumpahkan untuk mempertahankan wlayahnya, berapa harta mereka infaqkan, berapa tenaga mereka kuraskan dan berapa banyak air mata mereka teteskan atas terpisahnya mereka dengan sanak saudara.

Sekarang mereka kehilangan saudari mereka yang bertugas sebagai perawat. Asy Syahidah Razan An-Najjar (21 tahun), wafat jumat, 1 juni 2018. Dadanya ditembak peluru tajam zionis, saat melakukan tindakan penyelamatan demonstran yang terluka di perbatasan Gaza.

Wahai saudariku, sesungguhnya perjuangan kamu tidak akan sia-sia. Sesungguhnya kami iri kepadamu. Sebagaimana kamu tak takut kehilangan nyawa, kehilangan tenaga, tak takut kehilangan sanak saudara. Hanya demi, menolong agama, aqidah dan tanah Gaza.

Teruntuk saudara-saudariku di Gaza, jaganlah bersedih, sesungguhnya Allah bersama kalian. Doa kami menyertai kalian. Cepat atau lambat kemenangan Islam rahmatan lil a’lamin akan kembali untuk menolong dan melindungi kalian.

Bagaimana dengan kita di Indonesia, apa pejuangan yang sudah kita lakukan di bulan suci Ramadhan yang penuh dengan sejarah perjuangan. Apakah kita hanya bersantai ketika ulama kita dihinakan? Apakah kita diam saat agama dan aqidah kita dihinakan?. Apakah kita hanya tutup mata saat simbol-simbol islam dilecehkan?

Apakah kalian tidak sadar? bahwasanya saat ini kita sedang dijajah oleh Barat dan antek-anteknya dengan gaya baru. Mereka meracuni kita dengan virus sekularisme dan kapitalisme. Mereka suntikan virus tersebut kedalam pemahaman dan akal kita. Melalui bangku pendidikan, perekonomian, sosial budaya dan tak tanggung, mereka juga masuk melalui pemerintahan.

Bangunlah wahai saudaraku, bukalah mata kalian, dengarkanlah jeritan-jeritannya, rasakanlah suasanaya, hiruplah baunya, kecaplah rasanya.  Mari bersama kita perjuangankan agama dan aqidah kita, kuatkanlah barisan kita, eratkanlah persaudaraan kita.

Cepat atau lambat, ada dan tanpa kamu. Islam akan bangkit. Pilihan ada pada kalian. Apakah kalian mau jadi penonton atau jadi pemain.(jejakrekam)

Penulis adalah Mahasiswi Fakultas Pertanian Universitas Lambung Mangkurat (ULM) Banjarbaru

 

 

 

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.