KELUHAN masyarakat atas keruh dan seretnya air leding yang disalurkan PDAM Bandarmasih, makin membesar. Rata-rata warga Banjarmasin merasakan dampak air yang tak lancar serta terdapat endapan lumpur yang ikut mengalir dan menumpuk di bak penampungan air.
MENARIKNYA, justru ada warga Banjarmasin bernama Syahmardian menyarankan metode sederhana untuk mengetes air kran atau leding yang dinikmati. Metode sederhana ini diyakini bisa menentukan apakah air itu layak minum atau tidak.
Menurut Syahmardian, caranya sederhana dengan mengambil dua gelas bersih, selanjutnya satu gelas diisi dengan air mineral dan gelas lainnya diisi dengan air leding di rumah Anda.
“Lalu celupkan satu tea bag (teh seduh) dalam masing-masing gelas berisi air itu. Biarkan teh merembes keluar. Bila gelas air berisi air leding atau kran berubah seperti warna teh dalam gelas yang kanan, berarti air leding di rumah Anda itu layak minum,” ujar Syahmardian kepada jejakrekam.com, Sabtu (7/10/2017).
Sebaliknya, menurut dia, bila air berubah menjadi hitam seperti air dalam gelas kiri, berarti air itu penuh dengan zat besi. “Jadi, tidak boleh digunakan untuk air minum atau memasak. Sebaiknya, air itu hanya digunakan untuk menyiram kebun atau mencuci,” kata Syahmardian, yang telah mengetes kualitas air leding yang disalurkan PDAM Bandarmasih.
Sementara itu, warga Keluhan Sungai Andai, Raihan mengakui belakangan ini debit air yang disalurkan PDAM Bandarmasih sangat minim. “Ya, air mengalir ke rumah itu seperti air kencing saja. Sementara, kami harus bayar mahal untuk air yang ternyata masih dikenakan tarif minimal 10 meter kubik,” ucapnya.
Dia juga menyesalkan perubahan tarif dari klasifikasi A1 ke A2 justru tanpa sosialisasi dan pemberitahuan dari PDAM Bandarmasih. “Jadi, bukan hanya bicara soal kualitas air. Fakta air yang dinikmati warga sebagai pelanggan PDAM juga masih buruk,” tandasnya.(jejakrekam)
Penulis : Didi G Sanusi
Editor : Didi G Sanusi
Foto : Istimewa