Pendemo Tunggal Tuding PDAM Bandarmasih Zalim

0

WALAU seorang diri, Zainul Muslihin tetap menggelar aksi demonstrasi. Aktivis mahasiswa ini berunjuk rasa di depan Kantor PDAM Bandarmasih, Jalan Achmad Yani Km 2 Banjarmasin, Selasa (8/8/2017) pagi. Pendemo tunggal ini menuding PDAM Bandarmasih sebagai satu-satunya perusahaan daerah penyedia air minum, zalim terhadap masyarakat dengan memberlakukan tarif minimum.

AKSI tunggal ini, diawali Zainul dengan gosok gigi di depan kran air siap minum di trotoar depan kantor PDAM Bandarmasih. Meski hanya seorang diri, aksinya mendapat pengawalan dari aparat kepolisian dan petugas keamanan setempat.

Usai gosok gigi, ia lantas mengambil air di genangan jalan dengan ember yang dibawanya. Karena keran air siap minum milik PDAM, tidak mengalir sesuai fungsi. Air genangan di jalan itu, lantas digunakannya mencuci baju yang dikenakannya. Aksinya ini, sempat mendapat perhatian sejumlah pengendara jalan. Sehingga sejumlah polisi yang berjaga terpaksa turun ke jalan mengatur lalu lintas.

Setelah aksi di tepi jalan tersebut, ia lantas masuh ke halaman PDAM Bandarmasih dan menemui pihak manajemen. Zainul ditemui sejumlah direktur PDAM Bandarmasih. Salah satunya, Direktur Operasional Yudha Achmadi. Keduanya sempat terlibat debat terkait pemberlakukan tarif minimum PDAM Bandarmasih.

Menurut Zainul, PDAM telah zalim dan memakan uang rakyat, karena menarik tagihan tidak sesuai pemakaian air masyarakat.  Yakni, menetapkan tarif minimum 5 meter kubik untuk pelanggan rumah tangga, setelah direvisi dari sebelumnya 10 meter kubik. “Ini masih masih banyak, warga yang cuma memakai dua atau tiga meter kubik, tetapi harus bayar lima meter kubik. Karena itu, saya mendesaka aturan ini dicabut,” kata Zainul.

Aksi seorang diri ini, dilakukan Zainul, dengan alasan merasa prihatin dengan beban yang ditanggung masyarakat. Meski hanya seorang diri, ia tetap mengajak masyarakat untuk melawan kezaliman ini. Ia mengajak masyarakat, untuk mendatangi PDAM Bandarmasih, pekan depan bila atauran ini tak juga dicabut.

Demo tunggal Zainul ini, mendapat simpati sejumlah pelanggan PDAM yang juga keberatan dengan tarif minimum itu. Salah satunya Rudy, warga Jalan Manggis, Banjarmasin Timur. Menurutnya, sejak pemberlakukan tarif minimum, kini perbulan ia harus membayar sekitar Rp 67 ribu. Naik lebih dari dua kali lipat dari tarif normal yang dulunya hanya berkisar Rp 25 ribu. “Baguslah aksinya, biar aspirasi kami-kami didengar. Karena, kami bayar tidak sesuai pemakaian,” ujar Rudy.

Menanggapi tuntutan Zainul, Direktur Operasional PDAM Bandarmasih, Yudha Achmadi mengatakan, pihaknya sudah menyerap aspirasi masyarakat dengan merevisi tarif minimum. Dari sepuluh meter kubik menjadi lima meter kubik. Menurutnya, revisi tarif minimum itu sudah sangat rasional.“Ini sudah ada aturannya dan berdasarkan survei. Dan setelah direvisi, tarif ini sudah sangat rendah. Jadi kebijakan ini, sudah hamper mendekati keperluan masyarakat,” kata Yudha.(jejakrekam)

Penulis  : Deden

Editor    : Didi G Sanusi

Foto      : Deden

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email anda tidak akan disiarkan.